PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) membukukan kerugian sebesar Rp11,95 miliar atau Rp(3,79) per saham. Kerugian tersebut menunjukan anjiloknya kinerja Perseroan pada Q1 2015 bila dibandingkan dengan kinerja pada Q1 2014 yang masih memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp6,48 miliar atau Rp2,06 per saham.
Merosotnya kinerja SMMT pada Q1 2015 tersebut terutama disebabkan oleh penurunan laba bersih dari Entitas Asosiasi dan tidak adanya keunntungan kurs pada Q1 2015. Laba bersih dari entitas asosiasi turun dari Rp5,80 miliar menjadi Rp1,64 miliar, dan Q1 2015 Kerugian kurs mencapai Rp9,58 miliar, sedangkan pada Q1 2014 mendapatkan keuntungan kurs senilai Rp6,48 miliar. Pendapatan (beban) keuangan mengalami penurunan dari Rp1,29 triliun menjadi Rp(3,11) miliar, dan beban usaha meningkat dari Rp3,29 miliar menjadi Rp5,75 miliar, serta Beban pokok meningkat dari Rp0 menjadi Rp7,27 miliar.
Pada Q1 2015, SMMT telah memperoleh penjualan pokok sebesar Rp8,11 miliar, sedangkan pada Q1 2014 perseroan masih belum mencatatkan penjualan pokok. Penjualan SMMT pada Q1 2015 seluruhnya berasal dari penjualan batubara.
Hingga akhir Maret 2015, total aset SMMT tercatat Rp726,52 miliar, tumbuh sedikit dari total aset tahun 2014 sebesar Rp724,97 miliar, sedangak total utang Perseroan Q1 2015 mencapai Rp266,79 miliar, tumbuh dikit dari total utang tahun 2014 Rp283,29 miliar.
PT Golden Eagle Energy Tbk adalah perusahaan pertambangan Indonesia yang bergerak di bidang Industri Pertambangan. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT atau Perusahaan) berdiri pada tahun 1980 dengan nama PT The Green Pub berdasarkan Akta Pendirian No. 46 tanggal 14 Maret 1980 dengan aktivitas bisnis utama di bidang restoran dan hiburan.
Pada tanggal 10 Mei 1996, Perusahaan mengubah nama menjadi PT Setiamandiri Mitratama. Perusahaan resmi tercatat di Bursa Efek Surabaya setelah melakukan penawaran perdana kepada masyarakat atas 5.000.000 saham dengan harga penawaran Rp500,- per lembar. Perusahaan melakukan stock split1:4 pada tahun 2004.
Dengan mempertimbangkan peluang usaha di bidang industri restoran dan hiburan nasional pada waktu itu, Perusahaan mengubah identitasnya menjadi PT Eatertainment International Tbk. Perusahaan terutama mengandalkan segmen usaha restoran yang dikenal dengan nama Amigos, restoran yang menjual masakan Mexico dan Papa Rons, gerai pizza siap saji sebagai merk dagang yang dikelola sendiri ataupun melalui waralaba. Selain itu, Perusahaan juga mempunyai entitas anak Putt-Putt South East Asia Limited (Putt-putt) yang memiliki lisensi di bidang usaha mini golf.
Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) didirikan dengan nama PT. The Green Pub tanggal 14 Maret 1980 dan mulai beroperasi secara komersial pada 1980. Kantor pusat Golden Eagle Energy berlokasi di Menara Rajawali Lt. 21 Jln. DR. Ide Anak Agung Gede Agung Lot #5.1, Kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan – 12950.
MMT beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain:
PT The Green Pub, per 1980
PT Setiamandiri Mitratama, per 1996
PT Eatertainment International Tbk, per 2004
PT Golden Eagle Energy Tbk, per 2012
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha PT Rajawali Corpora
Transformasi Bidang Usaha menjadi Industri Pertambangan
Meningkatnya persaingan di bisnis restoran dan hiburan membuat Perusahaan menelaah kembali strategi dan perencanaan pengembangan bisnis dengan tujuan memberikan pertumbuhan kinerja yang lebih menarik bagi para penanam modal dan pemilik saham. Dengan mempertimbangkan berbagai prospek usaha yang berpotensi untuk dijajaki, Perusahaan memperoleh kesimpulan bahwa bisnis pertambangan khususnya batu bara adalah salah satu bisnis yang paling menjanjikan dan sesuai.
Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, industri batu bara nasional mengalami peningkatan signifikan, baik dalam hal produktivitas maupun harga jual. Peluang bisnis batu bara juga diprediksi sangat menguntungkan mengingat batu bara merupakan salah satu sumber energi utama yang tidak dapat diperbaharui.
Sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan, Perusahaan menjalankan transformasi usaha dari bisnis restoran dan hiburan ke pertambangan khususnya batu bara dengan melakukan penerbitan atas 820 juta saham baru melalui right issue. Dana yang diperoleh dari right issue kemudian digunakan untuk mengakuisisi dua entitas anak yaitu PT Internasional Prima Coal (IPC) dan PT Triaryani (TRI) yang akan menjadi perusahaan operasional bagi SMMT. Perusahaan juga telah menyelesaikan proses divestasi usaha pada bisnis restoran dan hiburan dan mengubah identitas serta logo Perusahaan untuk lebih mewakili aktivitas usahanya di bidang industri pertambangan. Logo Perusahaan mengandung inspirasi mendalam dari sebuah kalimat "menggenggam dunia dalam telapak tangan".
Globe atau bola dunia menjadi simbol yang mengartikulasikan esensi Perusahaan sebagai induk bisnis utama. Kombinasi berbagai goresan membentuk kumpulan garis yang menyerupai genggaman tangan, mengindikasikan Perusahaan sebagai satu perusahaan global yang mendukung seluruh aktivitas operasional anak perusahaannya.[1].
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Golden Eagle Energy adalah Cardinal International Holdings Ltd (29,71%), PT Mutiara Timur Pratama (20,75%), Eagle Energy International Holdings Ltd. (16,84%), Investec Bank (Switzerland) AG (6,02%) dan Credit Suisse International (5,93%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup SMMT adalah menjalankan usaha-usaha dalam bidang jasa pertambangan terutama batubara.
Pada tanggal 28 Januari 2000, SMMT memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana atas 5.000.000 saham SMMT kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan harga penawaran Rp500 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES)pada tanggal 29 Februari 2000.
Pada tanggal 28 Juni 2012, Golden Eagle Energy melaksanakan Penawaran Umum Terbatas I (PUT I / Right Issue I) kepada Pemegang Saham dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham baru (Rasio PUT I : setiap pemegang 4 saham lama berhak atas 41 HMETD, dimana setiap 1 HMETD berhak membeli 1 saham baru) dengan nilai nominal sebesar Rp125 per saham yang akan ditawarkan dengan Harga Pelaksanaan Rp500 per saham. Dana hasil PUT I rencananya digunakan untuk melakukan pengambilalihan atas dua perusahaan pertambangan, yaitu PT Rajawali Resources dan PT Naga Mas Makmur Jaya sehingga Perusahaan secara tidak langsung memiliki kepemilikan saham pada dua perusahaan pertambangan yaitu PT Internasional Prima Coal dan PT Triaryani.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.