Direktur Utama BBKP, Glen Glenardi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (31/7) mengatakan pertumbuhan kredit pada paruh pertama tahun ini dipicu oleh segmen mikro yang meningkat 28,21%, disusul UKM tumbuh 9,74%.
"Pertumbuhan kredit Bank Bukopin hingga paruh pertama 2015 terjadi baik pada segmen ritel maupun komersial," katanya.
Ditambahkan, dari total kredit yang disalurkan, sebesar 60,83% diserap oleh kredit ritel, yang terdiri dari segmen UKM (40,05%), mikro (12,07%) dan konsumer (11,79%), sisanya 36,09% merupakan kredit komersial.
"Situasi ini sejalan dengan strategi perseroan untuk fokus pada segmen ritel dengan tetap menjaga pertumbuhan pada segmen komersial," ujarnya.
Glen menambahkan, pada periode yang sama perseroan juga berhasil menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp70,74 triliun, meningkat 16,04% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu.
"Peningkatan DPK ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada kami masih terus terjaga," urainya.
Adapun dari total DPK yang dibukukan, hingga Juni 2015, posisi tabungan Bank Bukopin tercatat Rp15,42 triliun, deposito Rp46,52 triliun, sedangkan giro Rp8,81 triliun.
Peningkatan kinerja juga terlihat dari aset yang tumbuh 16,49% menjadi Rp84,67 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 2014 senilai Rp72,68 triliun.
Kinerja kredit mendorong pendapatan bunga pada semester I-2015 menjadi Rp3,99 triliun atau tumbuh 17,47% dibandingkan pencapaian pada semester I-2014.
Disisi lain, pendapatan dari fee based income pada periode yang sama juga meningkat 28,95% menjadi Rp600 miliar.
Meski demikian, karena biaya dana yang masih tinggi, laba perseroan per Juni 2015 secara otomatis juga masih ikut tertekan. Posisi laba sebelum pajak pada semester I-2015 sebesar Rp629 miliar dan laba setelah pajak senilai Rp509 miliar.
Catatan:
Bank Bukopin (IDX: BBKP) (sebelumnya bernama Bank Umum Koperasi Indonesia pada1970 sampai 1989) adalah bank swasta kelas menengah di Indonesia dan memfokuskan bisnis intinya pada 4 sektor, yaitu UKM, mikro, konsumer, dan komersial.
Bank Bukopin Tbk (BBKP) didirikan di lndonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin) dan mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971. Kantor pusat BBKP beralamat di Jalan M.T. Haryono Kav. 50-51, Jakarta 12770, Indonesia. Saat ini (31/03/2015), Bank Bukopin memiliki 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 kantor fungsional, 143 kantor kas, dan 39 payment centers.
Dalam perkembangannya, Bank telah melakukan penggabungan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Kemudian pada 02 Januari 1990 dalam Rapat Anggota Bank Umum Korporasi Indonesia memutuskan menganti nama Bank menjadi Bank Bukopin.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Bukopin Tbk (30/04/2015), antara lain: PT Bosowa Corporindo (pengendali) (30%), Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) (18,09%) dan Negara Republik Indonesia (11,43%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, usaha BBKP mencakup segala kegiatan bank umum dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia.
Pada tanggal 30 Juni 2006, BBKP memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBKP (IPO) kepada masyarakat sejumlah 843.765.500 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Juli 2006.
Sejarah
Bank Bukopin didirikan pada tanggal 1 Juli 1970, sebelumnya dikenal sebagai Bank Umum Koperasi Indonesia. Pada 1989, perusahaan berganti nama menjadi Bank Bukopin. Selanjutnya, pada 1993 status perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas.
Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.
Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.
Berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin, Jl MT Haryono Kav 50-51 Jakarta Selatan, operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 425 outlet yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama "Swamitra", yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan.
saham . bursajkse
Bank Bukopin (IDX: BBKP) (sebelumnya bernama Bank Umum Koperasi Indonesia pada1970 sampai 1989) adalah bank swasta kelas menengah di Indonesia dan memfokuskan bisnis intinya pada 4 sektor, yaitu UKM, mikro, konsumer, dan komersial.
Bank Bukopin Tbk (BBKP) didirikan di lndonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin) dan mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971. Kantor pusat BBKP beralamat di Jalan M.T. Haryono Kav. 50-51, Jakarta 12770, Indonesia. Saat ini (31/03/2015), Bank Bukopin memiliki 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 kantor fungsional, 143 kantor kas, dan 39 payment centers.
Dalam perkembangannya, Bank telah melakukan penggabungan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Kemudian pada 02 Januari 1990 dalam Rapat Anggota Bank Umum Korporasi Indonesia memutuskan menganti nama Bank menjadi Bank Bukopin.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Bukopin Tbk (30/04/2015), antara lain: PT Bosowa Corporindo (pengendali) (30%), Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) (18,09%) dan Negara Republik Indonesia (11,43%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, usaha BBKP mencakup segala kegiatan bank umum dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia.
Pada tanggal 30 Juni 2006, BBKP memperoleh pernyataan efektif BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBKP (IPO) kepada masyarakat sejumlah 843.765.500 saham dengan nilai nominal Rp100,- per saham dan harga penawaran sebesar Rp350,- per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Juli 2006.
Sejarah
Bank Bukopin didirikan pada tanggal 1 Juli 1970, sebelumnya dikenal sebagai Bank Umum Koperasi Indonesia. Pada 1989, perusahaan berganti nama menjadi Bank Bukopin. Selanjutnya, pada 1993 status perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas.
Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.
Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.
Berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin, Jl MT Haryono Kav 50-51 Jakarta Selatan, operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 425 outlet yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama "Swamitra", yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.
Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan.
saham . bursajkse
#BBKP
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.