PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) pada semester I-2015 membukukan laba bersih mencapai Rp2,31 triliun, turun 8,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2,51 triliun.
Direktur Utama INTP, Christian Kartawijaya, di Jakarta, Senin (3/8) mengatakan penurunan laba ini, dipicu menurunnya volume penjualan domestik menjadi 8,2 juta ton dari penjualan semester I-2014 sebesar 9 juta ton.
"Penurunan ini sejalan melemahnya permintaan semen domestik yang juga turun 4%, sehingga pasar kami menurun dari 30,5% menjadi 29,1% di semester I-2015," katanya.
Seiring volume penjualan, pendapatan bersih juga merosot 6,6% menjadi Rp 8,87 triliun, dari periode yang sama 2014 senilai Rp9,49 triliun.
Kemudian, beban pokok pendapatan menurun 7,7% dari Rp5,28 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp4,88 triliun di periode yang sama 2015.
Adapun beban usaha juga tergerus 4,4% dari Rp 1,5 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp 1,43 triliun semester I tahun ini.
Sementara itu per 30 Juni 2015, Indocement mencatatkan posisi kas bersih, dimana kas dan setara kas ekuivalen sebesar Rp6,63 triliun.
"Arus kas yang kuat dihasilkan dari operasional dan upaya perseroan untuk meningkatkan managemen modal kerja merupakan kunci untuk mencapai neraca yang kuat dan solid" paparnya.
Direktur Utama INTP, Christian Kartawijaya, di Jakarta, Senin (3/8) mengatakan penurunan laba ini, dipicu menurunnya volume penjualan domestik menjadi 8,2 juta ton dari penjualan semester I-2014 sebesar 9 juta ton.
"Penurunan ini sejalan melemahnya permintaan semen domestik yang juga turun 4%, sehingga pasar kami menurun dari 30,5% menjadi 29,1% di semester I-2015," katanya.
Seiring volume penjualan, pendapatan bersih juga merosot 6,6% menjadi Rp 8,87 triliun, dari periode yang sama 2014 senilai Rp9,49 triliun.
Kemudian, beban pokok pendapatan menurun 7,7% dari Rp5,28 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp4,88 triliun di periode yang sama 2015.
Adapun beban usaha juga tergerus 4,4% dari Rp 1,5 triliun pada semester I-2014 menjadi Rp 1,43 triliun semester I tahun ini.
Sementara itu per 30 Juni 2015, Indocement mencatatkan posisi kas bersih, dimana kas dan setara kas ekuivalen sebesar Rp6,63 triliun.
"Arus kas yang kuat dihasilkan dari operasional dan upaya perseroan untuk meningkatkan managemen modal kerja merupakan kunci untuk mencapai neraca yang kuat dan solid" paparnya.
Catatan:
Indocement berdiri sejak 16 Januari 1985. Perusahaan ini merupakan hasil penggabungan enam perusahaan semen yang memiliki delapan pabrik Pabrik pertama Indocement sudah beroperasi sejak 4 Agustus 1975. Tanggal 31 Desember 2013, Indocement memiliki kapasitas produksi sebesar 18,6 juta ton semen per tahun. Selain itu, Indocement juga memiliki kapasitas produksi beton siap-pakai sebesar 4,4 Juta meter kubik per tahun dengan 40batching plant dan 648 truk mixer, serta 2,5 juta ton cadangan agregat.
Indocement memiliki 12 buah pabrik, sembilan diantaranya berada di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dua berada di Cirebon, Jawa Barat, dan satu di Tarjun, Kotabaru,Kalimantan Selatan.
Produk utama Indocement adalah semen tipe Ordinary Portland Cement disingkat OPC danPozzolan Portland Cement disingkat PPC yang kemudian digantikan oleh Portland Composite Cement disingkat PCC sejak 2005. Indocement juga memproduksi semen jenis lain misalnyaPortland Cement Type II dan Type V serta Oil Well Cement. Indocement juga merupakan satu-satunya produsen semen jenis Semen Putih (White Cement) di Indonesia
Logo Semen Tiga Roda
Indocement pertama kali mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada 5 Desember1989. Sejak tahun 2001, HeidelbergCement Group, yang berbasis di Jerman dan merupakan produsen utama di dunia dengan pabrik di lebih dari 50 negara mengambil alih kepemilikan mayoritas saham di Indocement.
Semen yang dipasarkan adalah semen dengan merek "Tiga Roda".
saham . bursajkse
#INTP
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.