Selasa, 04 Agustus 2015

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ( BBNI.JK ) - Laba Bersih Semester 1 - 2015, Anjlok 50,8%



Laba bersih PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada semester I 2015 mencapai Rp2,43 triliun, turun 50,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,94 triliun.

"Penurunan laba disebabkan penambahan CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) untuk antisipasi kenaikan NPL (kredit bermasalah)," kata Direktur Utama BNI Achmad Baiquni saat paparan kinerja di Jakarta, Kamis (30/7).

Baiquni menuturkan, pihaknya menambah CKPN sekitar 10 persen dari sebelumnya 129 persen menjadi 139 persen. Secara bertahap, lanjutnya, perseroan akan meningkatkan CKPN hingga 150 persen.

"Peer group (bank yang sepadan) saja ada yang di atas 200 persen (CKPN), umumnya pada di atas 150 persen," ujar Baiquni.

Untuk NPL BNI pada semester I 2015 meningkat 80 basis poin dari 2,2 persen pada periode yang sama tahun lalu menjadi 3 persen.

Adapun segmen kredit yang meningkat yakni kredit di sektor korporasi dari 1,3 persen pada semester I tahun lalu menjadi 1,5 persen. Sedangkan, segmen menengah naik cukup signifikan dari 2,7 persen menjadi 5,4 persen.

Sementara itu, kredit untuk usaha kecil juga meningkat dari 5,2 persen pada semester tahun lalu menjadi 6,8 persen. Sedangkan segmen konsumer meningkat dari 1,5 persen menjadi 2 persen.

Baiquni menargetkan, pada akhir 2015, NPL akan dapat ditekan di bawah 3 persen.

"Sampai akhir tahun kami perkirakan NPL bisa 2,7 persen," kata Baiquni. 








Catatan:


BNI (IDX: BBNI) adalah sebuah institusi bank milik pemerintah, dalam hal ini adalah perusahaan BUMN, di Indonesia. Dalam struktur manajemen organisasinya, Bank Negara Indonesia (BNI), dipimpin oleh seorang Direktur Utama[1] yang saat ini dijabat olehGatot Mudiantoro Suwondo.

Bank Negara Indonesia (BNI) adalah bank komersial tertua dalam sejarah Republik Indonesia. Bank ini didirikan pada tanggal 5 Juli tahun 1946. Saat ini BNI mempunyai 914 kantor cabang di Indonesia dan 5 di luar negeri. BNI juga mempunyai unit perbankan syariah, Namun sejak 2010 telah spin off (Memisahkan diri), yang dinamakan BNI Syariah

PT Bank Negara Indonesia Tbk didirikan oleh Margono Djojohadikusumo, yang merupakan satu dari anggota BPUPKI, lalu mendirikan bank sirkulasi/sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI.

Margono berjasa besar atas perkembangan bisnis atau usaha perbankan di Indonesia. Karena Margono adalah seorang pionir, maka dia berhasil menanamkan nilai-nilai dan cara pandang bisnis perbankan di Indonesia, menggantikan peranan De Javasche Bank pada era penjajahan.

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Bank BNI) (BBNI) didirikan 05 Juli 1946 di Indonesia sebagai Bank Sentral. Pada tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi "Bank Negara Indonesia 1946", dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Kantor pusat BNI berlokasi di Jl. Jend. Sudirman Kav. 1, Jakarta.

Saat ini Bank BNI memiliki 168 kantor cabang, 912 cabang pembantu domestik serta 644 outlet lainnya. Selain itu, jaringan BNI juga meliputi 4 kantor cabang luar negeri yaitu Singapura, Hong Kong, Tokyo dan London serta 1 kantor perwakilan di New York.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank BNI adalah melakukan usaha di bidang perbankan (termasuk melakukan kegiatan berdasarkan prinsip syariah). Selain itu, Bank BNI juga menjalankan kegiatan usaha melalui anak usahanya, antara lain PT BNI Life Insuranse (Asuransi Jiwa) (kepemilikan 60%), PT BNI Multifinance (pembiayaan) (kepemilikan 99,98%), PT BNI Securities (Sekuritas) (kepemilikan 75%), BNI Remittance Ltd. (jasa keuangan) (kepemilikan 100%) dan PT Bank BNI Syariah (perbankan) (kepemilikan 99,90%).

Pada tanggal 28 Oktober 1996, BBNI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BBNI (IPO) Seri B kepada masyarakat sebanyak 1.085.032.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp850,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 25 November 1996.


Awal pendirian

Bank Negara Indonesia didirikan dan dipersiapkan pada tanggal 5 Juli 1946 menjadi Bank Sirkulasi atau Bank Sentral yang bertanggung jawab menerbitkan dan mengelola mata uang RI. Beberapa bulan setelah pendiriannya, Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama - Oeang Republik Indonesia atau ORI. Pengusul dibentuknya sebuah Bank Sentral atau Bank Sirkulasi, serta sekaligus juga adalah sebagai pendiri dan Direktur Utama Bank Negara Indonesia yang pertama adalah Raden Mas (R.M.) Margono Djojohadikusumo.

Pada 1955, Peran Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank pembangunan dan kemudian mendapat hak untuk bertindak sebagai bank devisa. Sejalan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia beralih menjadi bank umum dengan penetapan secara yuridis melalui Undang-Undang Darurat nomor 2 tahun 1955.

Dengan inovasi perbankan yang luas, menimbulkan kepercayaan pemerintah terhadap perusahaan BNI. Maka, pada 1968, status hukum Bank Negara Indonesia ditingkatkan ke Persero dengan nama PT Bank Negara Indonesia.

Pada 2013, BNI memposisikan layanannya dalam tingkat yang lebih tinggi. Bank BNI meluncurkan kartu kredit dan kartu ATM/debit bergambar Tim Sepakbola peserta BPL, Chelsea, dengan logo MasterCard. Kartu tersebut dapat diterima oleh fans Chelsea. Bank BNI juga meluncurkan layanan trust bagi industri ekspor, termasuk untuk industri minyak dan gas.[2]


Anak perusahaan

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. saat ini mempunyai 9 anak perusahaan. Mereka adalah sebagai berikut :

BNI Remittance Limited - Hong Kong
PT. Bina Usaha Indonesia
PT. BNI Life
PT. BNI Multi Finance
PT. BNI Nomura Jafco Investment
PT. BNI Nomura Jafco Manajemen Ventura
PT. BNI Nomura Jafco Ventura Satu
PT. BNI Securities
PT. Pembiayaan Artha Negara
PT. Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia
Bank BNI Syariah
Bank Nusa Nasional (telah di-spin off pada 2009)




saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.