PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) mencatat sampai April tahun 2015 volume penjualan tumbuh sebesar 13 persen di tengah melambatnya konsumsi semen nasional.
Sekretaris Perusahaan SMBR Zulfikri Subli dalam siaran pers di Jakarta, Jumat mengemukakan bahwa sampai dengan April tahun ini, SMBR mampu mencatatkan volume penjualan menjadi 408.404 ton dari 360.249 ton pada tahun lalu (yoy).
Ia menambahkan bahwa peningkatan volume penjualan itu juga diikuti dengan pendapatan perseroan yang tumbuh 16 persen menjadi Rp390 miliar dari sebelumnya Rp337 miliar (yoy).
Di tengah melambatnya konsumsi semen nasional, kami optimis penjualan SMBR akan tetap tumbuh pada tahun ini, katanya.
Menurut Zulfikri Subli, pertumbuhan volume penjualan itu diikuti dengan meningkatnya pangsa pasar atau market share perusahaan menjadi 56 persen di Sumatera Selatan pada April 2015 dari 47 persen pada akhir tahun 2014.
Terhadap posisi laba rugi, dipaparkan, secara berurutan laba kotor perusahaan tumbuh 47 persen menjadi Rp119,2 miliar dan laba setelah pajak yang tumbuh 29 persen menjadi Rp99,6 miliar dari sebelumnya Rp77,1 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan data ASI (Asosisasi Semen Indonesia) sampai dengan April 2015, konsumsi semen nasional turun sebesar 2 persen menjadi 18,2 juta ton dibanding tahun lalu sebesar 18,6 juta ton. Di pulau Sumatera, konsumsi semen turun sebesar 1,7 persen menjadi 3,8 juta ton dari sebelumnya pada tahun lalu sebesar 3,9 juta ton.
PT Semen Baturaja (Persero) berdiri pada tanggal 14 November 1974, dengan akte notaris Jony Frederick Berthol Tumbelaka Sinjal No. 34, dengan pemegang saham PT. Semen Padang (55 %) & PT. Semen Gresik (45 %).
Pada tahun 1978 pemerintah memberikan penyertaan modal yang mengubah status hukum perusahaan menjadi PT (Persero) dengan susunan modal sebagai berikut :
Pemerintah RI : 88 %
PT Semen Gresik (Persero) : 7 %
PT Semen Padang (Persero) : 5 %
Pada tahun 1991 berdasarkan PP Nomor : 3 tahun 1991, susunan modal PT Semen Baturaja berubah menjadi 100 % milik Pemerintah RI dengan mengambil alih saham - saham yang semula dimiliki oleh PT Semen Gresik dan PT Semen Padang.
Tahun 2011, Perseroan melakukan Pembangunan proyek Cement Mill and Packer dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun dan telah beroperasi komersil pada bulan Juli 2013, sehingga kapasitas Perseroan menjadi 2.000.000 ton semen per tahun.
Tanggal 28 Juni 2013, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun.[1]
Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu produksi Terak. Sedangkan proses penggilingan dan pengantongan semen dilaksanakan di Pabrik Baturaja, Pabrik Palembang dan Pabrik Panjang yang selanjutnya siap untuk didistribusikan ke daerah-daerah pemasaran.
Bahan baku produksi berupa Batu Kapur dan Tanah Liat diperoleh dari pertambangan Batu Kapur dan Tanah Liat milik Perseroan yang berlokasi hanya 1,2 km dari pabrik di Baturaja.
Sedangkan bahan baku pendukung seperti Pasir Silika diperoleh dari tambang rakyat di sekitar Baturaja, Pasir Besi diperoleh dari tambang rakyat di provinsi Lampung, Gypsum dibeli dari Petro Kimia Gresik dan impor dari Thailand, sedangkan kantong semen diperoleh dari produsen kantong jadi di dalam negeri.
Untuk penyempurnaan peralatan yang sudah ada dalam rangka pencapaian kapasitas terpasang, yaitu sebesar 500.000 ton semen per tahun, sekaligus persiapan untuk meningkatkan kapasitas terpasang, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek ini dimulai tahun 1992 dan selesai tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000 ton semen per tahun.
Sebagai tindak lanjut proyek OPT I, pada tahun 1996 Perseroan melaksanakan Proyek Optimalisasi II (OPT II), untuk meningkatkan kapasitas menjadi sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II selesai tahun 2001 dan telah berproduksi sampai sekarang.
Pada tanggal 20 Juni 2004 PT Semen Baturaja (Persero) Tbk menerbitkan Obligasi I sebesar Rp.200 milyar. Emisi obligasi ini merupakan program lanjutan Restrukturisasi keuangan dalam rangka meningkatkan profitabilitas sekaligus likuiditas Perseroan. Perseroan telah melakukan pelunasan atas pinjaman Obligasi I pada bulan Juni 2010.
Tahun 2011, Perseroan melakukan Pembangunan proyek Cement Mill and Packer dengan kapasitas 750.000 ton semen per tahun dan telah beroperasi komersil pada bulan Juli 2013, sehingga kapasitas Perseroan menjadi 2.000.000 ton semen per tahun.
Tanggal 28 Juni 2013, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk melaksanakan Initial Public Offering(IPO) dengan melepas 23,76% atau 2.337.678.500 saham ke publik yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan pabrik Baturaja II dengan kapasitas 1,85 juta ton semen per tahun.
Dari sisi pemasaran, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki daerah pasar utama yaitu Sumatera Selatan dan Lampung yang merupakan wilayah di Indonesia yang menikmati petumbuhan ekonomi yang cukup baik dan stabil. Hal ini memberi peluang bagi Semen Baturaja untuk meningkatkan penjualan dan mencapai kapasitas terpasang.
Dalam menyalurkan produknya Perseroan menggunakan distributor dengan jaringan yang tersebar diseluruh wilayah Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Sebagian besar penjualan Perseroan dilakukan dalam bentuk tunai, sedangkan untuk penebusan semen secara kredit para distributor diwajibkan untuk menyediakan jaminan dalam bentuk bank garansi dan/atau bentuk jaminan lainnya.
Keberadaan PT Semen Baturaja (Persero) Tbk banyak memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung, berupa pajak dan retribusi kepada Pemerintah Pusat dan Daerah, dividen kepada Pemegang Saham, kesempatan kerja, maupun dalam bentuk Kemitraan dan Bina Lingkungan bagi masyarakat sekitar pabrik
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.