PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), anak usaha BUMN konstruksi PT Wijaya Karya Tbk ( WIKA. JK ), mencatatkan kontrak baru sebesar Rp 1 triliun secara year to date (YTD). Perolehan kontrak tersebut seiring tingginya proyek pengembangan infrastruktur dari pemerintah.
Direktur Keuangan Wika Beton Entus Asnawi mengatakan, kontrak baru tersebut cukup bagus mengingat per Maret 2015, perseroan telah membukukan kontrak baru senilai Rp 550 miliar. "Artinya sepanjang 1,5 bulan kami sudah mendapat kontrak lebih dari Rp 400 miliar. Ini menunjukkan infrastruktur mulai menggeliat. Di kuartal kedua dana pemerintah untuk infrastruktur kemungkinan besar akan cair," kata Entus di Jakarta, baru-baru ini.
Dia menambahkan, perseroan optimistis mulai kuartal kedua pertumbuhan kontrak terus meningkat sehingga perseroan bisa meraih target kontrak baru tahun ini sebesar Rp 4 triliun. Adapun kontrak carry over dari 2014 masih sebesar Rp 1 triliun, sehingga diharapkan pada akhir tahun total kontrak yang dikantongi Wika Beton menjadi Rp 5 triliun.
Entus memaparkan, pada kuartal II-2015 kucuran dana pemerintah untuk infrastruktur diprediksi sudah cair, dan proyek-proyek terutama dari BUMN sudah mulai berjalan, seperti pembangunan powerplant. "Apalagi dengan adanya rencana reshuffle kabinet dan penggabungan beberapa kementrian, semakin meningkatkan dukungan pemerintah terhadap BUMN," jelas dia.
Saat ini, Wika Beton tengah menggarap produksi pracetak tunnel segment untuk konstruksi bawah tanah jalur Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta Tahap I. Menurut Direktur Operasional perseroan, Ferry Hendriyanto, kebutuhan tunnel segment tersebut ada 3 paket, yang nilai kontraknya sekitar Rp 150-175 miliar. Selain itu, perseroan juga membidik paket MRT jalan layang (elevated), yang nilai kontraknya lebih tinggi.
"Saat ini kami masih melakukan negosiasi dengan pemerintah terkait kontrak precast untukelevated MRT," ungkap Ferry.
Ferry menambahkan, perseroan juga akan ikut ambil bagian dalam pembangunan jalur kereta super cepat yang menghubungkan Jakarta dan Bandung. Saat ini proyek tersebut masih digodok di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan sudah ada presentasi penawaran kerjasama dari perusahaan Jepang dan Tiongkok.
"Proses pembangunan jalur ini bisa sekitar 2-3 tahun, dan mungkin akan dimulai 2 tahun ke depan, karena nanti juga akan menggandeng BUMN lokal," jelas dia.
Tahun ini, Wika Beton menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 550 miliar, yang dipenuhi dari sisa dana penawaran perdana saham (IPO) sekitar Rp 600 miliar.
Entus menjelaskan, capex tersebut akan digunakan untuk penyelesaian pabrik di Lampung, dengan kapasitas beton mencapai 250 ribu ton per tahun, yang ditargetkan memulai produksi massalnya pada Juni 2015. Selain itu, capex juga akan digunakan untuk maintenance dan pengembangan pabrik yang sudah ada. Saat ini Wika Beton memiliki 10 parik di seluruh wilayah Indonesia dengan kapasitas produksi 2,2 juta ton per tahun. Dengan selesainya pabrik di lampung, perseroan menargetkan kapasitas produksi mencapai 2,3 juta ton per tahun pada 2015.
"Tahun 2018 kami targetkan kapasitas produksi mencapai 3,3 juta ton per tahun," tandas Entus.
Dia mengungkapkan, untuk pendanaan tahun ini perseroan sudah merasa cukup, sehingga belum ada rencana penggalangan dana lagi.
"Sementara pendanaan masih dari dana IPO. Perseroan juga masih memiliki treasury stocksekitar 4,3 persen, 370 juta lembar, nilainya kira-kira Rp 400 miliar. Kemungkinan dirilis tahun depan, untuk penggunaan mungkin kami akan lihat bagaimana ke depannya," ungkapnya.
Terkait ekspor di Timur Tengah, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk membangun pabri baru di sana.
"Di Arab sedang negosiasi, kami biasanya sesuai policy itu support induk usaha (Wijaya Karya), jika diperlukan, bisa pembangunan pabrik. Untuk investasinya, sebagai gambaran, di dalam negeri misalnya harga tanah di bawah 1 juta per meter persegi, untuk pabrik kapasitas 100 ribu ton/tahun kira-kira akan memakan Rp 100 miliar. Di luar negeri sangat dipengaruhi harga tanah, karena hanya bisa sewa," jelas dia.
Wika Beton saat ini sudah memiliki pabrik di Aljazair, dengan kapasitas 70 ribu ton per tahun, yang dibangun dengan dana sekitar Rp 40-50 miliar. "Kami selalu siap dengan kemungkinan yang ada, tidak harus bangun pabrik baru, bisa juga akuisisi pabrik yang sudah ada, seperti di Dubai, banyak pabrik precast yang sudah tidak beroperasi," ungkapnya.
Sementara untuk ekspansi regional Asia tenggara, perusahaan menyatakan tidak harus dengan pabrik baru. Perseroan akan mengoptimalkan anak usaha di Batam dan Surabaya untuk menjangkau regional, seperti Malaysia, Sngapura, Brunei dan Timor Leste.
Pada perdagangan kemarin, saham WTON ditutup di level Rp 1.085 per saham, dengan PER 26,99 kali. Return on assets (ROA) tercatat 0,45 persen, return on equity (ROE) 0,76 persen, dan debt to equity ratio (DER) 0,7 kali.
Catatan:
PT Wijaya Karya Beton (PT WIKA Beton) pemimpin di pasar beton pracetak di Indonesia, yang awalnya beroperasi sebagai sebuah divisi di bawah naungan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (PT WIKA Tbk). Divisi ini mengawali eksistensinya dengan memproduksi tiang listrik dengan metode konvensional untuk keperluan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Setelah kegiatan usahanya bertumbuh pesat, divisi tersebut berdiri sebagai entitas tersendiri dengan nama PT WIKA Beton melalui Akta Pendirian Perseroan Terbatas "PT Wijaya Karya Beton" No. 44 tanggal 11 Maret 1997, yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti dari Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta juncto akta Pemasukan, Pengeluaran dan Perubahan Anggaran Dasar No.39 tanggal 19 November 1997, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta.Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan, termasuk untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas sebagaimana termaktub dalam Akta No. 67/2008, dan yang terakhir di tahun 2013 adalah Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham di Luar Rapat No. 57 tanggal 23 Agustus 2013 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta Utara, yang mengubah ketentuan Pasal 3 ayat 3 tentang maksud dan tujuan kegiatan usaha. ("Akta No. 57/2013). Anggaran Dasar Perseroan masih akan mengalami perubahan seiring dengan transformasi PT WIKA Beton menjadi perusahaan publik. Saat ini, Perseroan dikenal luas sebagai produsen produk-produk beton berkualitas tinggi, antara lain, tiang pancang, balok jembatan, pipa, bantalan jalan rel kereta api, dinding penahan tanah, produk beton maritim dan beton bangunan gedung. Perseroan memiliki pangsa pasar terbesar, dengan memiliki 8 (delapan) pabrik, 6 (enam) wilayah penjualan dan 2 (dua) kantor representative penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Semua pabrik dan wilayah penjualan tersebut bersinergi secara menyeluruh untuk memastikan kepuasan pelanggan melalui kualitas dan spesifikasi produk yang sesuai, ketepatan waktu, serta harga yang bersaing.
Pada usianya yang ke-17, PT WIKA Beton terus melakukan ekspansi dan intensifikasi usahanya, termasuk melalui pendirian perusahaan patungan atau Joint Venture (JV), JV bernama PT Wijaya Karya Komponen Beton (PT WIKA Kobe) bersama PT Komponindo Beton jaya (Kobe) yang merupakan anak perusahaan PT Mitsubishi Construction Co., Ltd., Tokyo, Jepang, pada Mei 2012, dan PT Wijaya Karya Krakatau Beton bersama dengan PT Krakatau Engineering dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., di penghujung tahun 2013.
Sepanjang 2013, proyek-proyek terbesar PT WIKA Beton adalah sebagai berikut Krakatau Steel Plant Expansion Banten, Proyek Besar Bernilai Strategis Tahun 2013 antara lain, Krakatau Steel Plant Expansion Bant, Site Office Project - POSCO Banten, PTBA-EPC of Tarahan Port Expansion Phase 5 di Lampung Lampung, ISM JV KS-POSCO Banten, Jalan Layang Non Tol Kampung Melayu – Tanah Abang Jakarta, Pembangunan Terminal Peti Kemas Kalibaru Tahap I Jakarta, Perluasan Terminal 3 – Soekarno Hatta Jakarta, Gold Cost Mixed Use Development Jakarta, Jembatan Kapuk Naga Indah Jakarta, RFCC Project di Cilacap Cilacap, PLTU Tenayan Raya 2x10MW Riau, Pembangunan Extension KCP II Lampung Plant Project Lampung, Pengadaan Bantalan Beton Inv.2011 Vol.65.590 bh Palembang, Marunda Refinery Jakarta, Bogor Outer Ring Road Bogor, Double Track PB-1 dan PB-3 Jatim, Gorgon Barrow Island LNG Jetty and Marine Gorgon Island, Australia.
Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi website kami di www.wikabeton.co.id.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.