Jumat, 15 Mei 2015

Demi Kestabilan Harga CPO, Indonesia dan Malaysia Seharusnya Bekerjasama Untuk Menjaga Produksi

Image result for sawit pasokan

Indonesia dan Malaysia sebagai produsen kelapa sawit (CPO) terbesar dunia harus kompak menjaga produksi di tengah tren perang harga yang belakangan ini terjadi, agar harga CPO bisa terjaga.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo, seusai melakukan konferensi pers Ekspor-Impor April 2015 di kantor BPS, Jakarta, Jumat (15/5), mengatakan dengan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi global, harga-harga barang mengalami penurunan. Seperti negara-negara di kawasan Asia telah berlomba-lomba menurunkan harga jual produknya.

"Kalau dengan tren perang harga ini, tentunya seperti Indonesia ini kan komoditas unggulannya salah satunya CPO. Begitu juga dengan Malaysia, jadi harus bisa kompak, karena kita bersama Malaysia menguasai produk CPO hampir 90 persen," kata Sasmito.

Ia menjelaskan, tren impor ke depannya relatif cukup besar mengingat telah terjadi perang harga yang terlihat dari realisasi impor bulan April tahun ini khusus golongan mesin dan peralatan listrik telah mengalami peningkatan.

Lebih lanjut Sasmito menyatakan, tidak hanya terhadap komoditas CPO saja, Indonesia dan negara-negara produsen komoditas lainnya seperti  timah dan karet juga harus bisa kompak menjaga produksinya agar harga bisa tetap stabil.

"Seperti karet, ini kita juga harus kompak dengan Malaysia, Vietnam, Thailand. Asal kita kompak dengan negara-negara produsen komoditas ekspor unggulan, maka kita bisa menjaga harga, seperti timah, atau pun karet, dan segala macam," ujarnya.




saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.