Senin, 27 April 2015

Pasar Saham di Kepung Sentimen Negatif

Image result for crash pasar saham

Menjelang bulan Mei, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tersendat. Sebulan terakhir hingga Jumat (24/4), IHSG turun 0,23% dan bisa turun lebih dalam lagi akibat strategi sell on may and go away.

Tahun ini ayunan IHSG memang lelet. Sejak awal tahun hingga Jumat (24/4) pekan lalu atau year-to-date (ytd), IHSG hanya tumbuh 3,99% ke posisi 5.435,35. IHSG di peringkat buncit dibanding indeks saham di Asia, jauh di bawah return indeks Shanghai, yang di posisi pertama Asia, yakni 41,76%.

Kemerosotan IHSG bermula ketika rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat, sejak pertengahan Maret tahun ini. Isu negatif lainnya adalah pelambatan ekonomi sehingga sulit mencapai target akhir tahun ini, yaitu 5,7%.

Meredupnya ekonomi tercermin dari langkah sebagian perusahaan yang menahan ekspansi, sementara permintaan cenderung melemah, serta kabar buruk lainnya. Tak heran, Mandiri Sekuritas berancang-ancang menurunkan target IHSG akhir tahun ini, dari target semula 5.450. Salah satu alasannya, lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) berpeluang tidak menaikkan rating Indonesia karena ekonominya masih labil.

Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai, pekan ini IHSG masih dalam posisi negatif, sebab kinerja emiten di kuartal I 2015 kurang memuaskan. Misalnya, laba bersih dua emiten Grup Astra, yakni Astra Agro Lestari (AALI) dan Astra Otoparts (AUTO) masing-masing turun 80% dan 67%.

Analis Investa Saran Mandiri Hans Kwee menambahkan, beberapa sektor bisnis yang berkaitan suku bunga seperti perbankan, properti dan multifinance juga tertekan. Laba Bank CIMB Niaga (BNGA) misalnya, terpangkas 92,4%, dan keuntungan Bank Danamon (BDMN) turun 21%, sementara kredit perumahan juga melambat.

IHSG bisa positif jika pemerintah melancarkan program infrastruktur. Sayang, realisasi proyek infrastruktur masih jauh dari kenyataan. Bahkan penyerapan anggarannya juga masih lambat. "Kalau dana sudah disetor tapi belum dibelanjakan, ekonomi kita kekurangan darah," ucap Hans, kepada KONTAN, kemarin.

Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo melihat, arah IHSG masih dalam tren turun. Apalagi beberapa emiten bluechip yang sudah merilis kinerja kuartal I 2015 mengecewakan. Apabila hari ini (27/4) IHSG tak berhasil bertahan di support 5.425-5.435, IHSG menguji level support baru di 5.350.

Pada kondisi ini, sebaiknya investor menahan diri sambil menunggu laporan kinerja seluruh emiten saham. "Sebaiknya mengambil posisi defensif," ujar dia.



saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.