PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) membukukan laba bersih pada Q1 2015 sebesar Rp118,03 miliar atau Rp7,90 per saham. Laba bersih tersebut menunjukkan pertumbuhan 1,83% bila dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun 2014 yaitu Rpp115,91 miliar atau Rp7,73 per saham.
Pencapaian kinerja SIDO pada Q1 2015 tersebut didukung oleh Beban usaha yang mengalami penurunan cukup besar yaitu 26,66% menjadi Rp56,22 miliar dari laba bersih pada Q1 2014 yaitu Rp76,66 miliar, dan beban pokok juga mengalami penurunan dari Rp323,92 miliar menjadi Rp314,80 miliar.
Untuk pendapatan pokok Perseroan pada Q1 2015 mencapai Rp509,42 miliar turun dari Rp520,03 miliar di Q1 2014, dan pendapatan lain mengalami peningkatan sedikit dari Rp2,20 miliar menjadi Rp2,26 miliar. Sedangkan pendaptan keuangan mengalami penurunan dari Rp26,56 miliar menjadi Rp14,76 miliar. Penjualan SIDO pada Q1 2015 dan Q1 2014 terdiri dari
- Jamu Herbal – Rp273,03 miliar dan Rp241,06 miliar.
- Minuman berenergi – Rp136,37 miliar dan Rp192,15 miliar.
- Minuman Kesehatan – Rp42,40 miliar dan Rp42,73 miliar.
- Minuman dan Permen – Rp32,50 miliar dan Rp38,96 miliar.
- Farmasi – Rp21,33 miliar dan Rp0.
- Lain-lain – Rp3,80 miliar dan Rp5,13 miliar.
Aset SIDO meningkat menjadi Rp2,91 triliun pada Q1 2015 dari aset tahun 2014 yaitu Rp2,82 triliun, dan utang mengalami penurunan dari Rp186,74 miliar menjadi Rp153,38 miliar.
Catatan:
PT Sido Muncul adalah pabrik jamu tradisional dengan menggunakan mesin-mesin mutakhir. Berdiri pada tahun 1940 diYogyakarta, dan dikelola oleh Ny. Rahkmat Sulistio, Sido Muncul yang semula berupa industri rumahan ini secara perlahan berkembang menjadi perusahaan besar dan terkenal seperti sekarang ini.
Di tengah persaingan sektor Industri jamu yang semakin ketat, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk telah berhasil memiliki market share terluas dan reputasi yang baik sebagai industri jamu terbesar di Indonesia. Keberhasilan yang telah dicapai saat ini tentunya tidak terlepas dari peran dan pelaku pendiri industri ini.
Perusahaan yang kini sudah berhasil Go Public masuk Bursa Efek Indonesia itu dilalui melalui perjalanan yang cukup panjang. Berawal dari keinginan pasangan suami istri Siem Thiam Hie yang lahir pada tanggal 28 Januari 1897 dan wafat 12 April 1976 bersama istrinya Ibu Rakhmat Sulistio yang terlahir pada tanggal 13 Agustus 1897 dengan nama Go Djing Nio dan wafat 14 Februari 1983, memulai usaha pertamanya dengan membuka usaha Melkrey, yaitu usaha pemerahan susu yang besar di Ambarawa.
Pada tahun 1928, terjadi perang Malese yang melanda dunia. Akibat perang ini, usaha Melkrey yang mereka rintis terpaksa gulung tikar dan mengharuskan mereka pindah ke Solo, pada 1930. Tanpa menyerah, pasangan ini kemudian memulai usaha toko roti dengan nama Roti Muncul. Lima tahun kemudian, berbekal kemahiran Ibu Rakhmat Sulistio (Go Djing Nio) dalam mengolah jamu dan rempah-rempah, pasangan ini memutuskan untuk membuka usaha jamu di Yogyakarta.
Tahun 1941, mereka memformulasikan Jamu Tolak Angin yang saat itu menggunakan nama Jamu Tujuh Angin. Ketika perang kolonial Belanda yang kedua di tahun 1949, mereka mengungsi ke Semarang dan mendirikan usaha jamu dengan nama Sido Muncul, yang artinya " impian yang terwujud". Di Jalan Mlaten Trenggulun No. 104 itulah, usaha jamu rumahan dimulai dengan di bantu oleh tiga orang karyawan.
Pada tahun 1951, keluarga Ny. Rahkmat Sulistioningsih (Go Djing Nio) pindah ke Semarang, dan di sana mereka mendirikan pabrik jamu secara sederhana namun produknya diterima masyarakat secara luas. Karena semakin bersarnya usaha keluarga ini, maka modernisasi pabrik juga merupakan suatu hal yang mendesak.
Pada 1984, PT. Sido Muncul memulai modernisasi pabriknya, dengan merelokasi pabrik sederhananya ke pabrik yang representatrif dengan mesin-mesin modern.
Pada 11 November 2000, PT Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru di Ungaran yang lebih luas dan modern. Peresmian dilakukan oleh Menteri Kesehatan waktu itu, dan pada saat itu pula PT Sido Muncul memperoleh 2 penghargaan sekaligus, yakni Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) setara dengan farmasi, dan sertifikat inilah yang menjadikan PT. SidoMuncul sebagai salah satu pabrik jamu berstandar farmasi. Lokasi pabrik sendiri terdiri dari bangunan pabrik seluas 7 hektare, lahan Agrowisata ,1,5 hektare, dan sisanya menjadi kawasan pendukung lingkungan pabrik.
Pada tanggal 10 Pebruari 2010 telah dilakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik bahan baku herbal seluas 3.000 m2.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.