Selasa, 23 Juni 2015

Ulasan Mengenai Krisis Yunani

Image result for greece another loan to pay the loan

Harapan pimpinan zona Eropa atas Yunani


Para pimpinan di zona euro menyuarakan harapan mereka agar perundingan Yunani akan segera tercapai dalam beberapa hari ke depan. Dengan demikian, Yunani akan terhindar dari gagal bayar (default) atas utang-utangnya.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, proposal baru yang ditawarkan Yunani menunjukkan sejumlah perkembangan baru. Namun, lanjutnya, masih banyak diperlukan kerja keras dan waktu yang ada sangat sempit.

Seperti yang diketahui, Yunani harus membayar utang mereka senilai 1,6 miliar euro kepada Badan Moneter Internasional (IMF) pada akhir bulan ini.

Jika Yunani gagal, maka risikonya adalah keluarnya Yunani dari keanggotaan zona euro.

Menurut koresponden BBC Damian Grammaticas dari Brussels, meski belum ada kata sepakat, namun, blokir atas jalan kesepakatan sudah dibersihkan.

Sebelumnya, menteri ekonomi Yunani menjelaskan kebijakan pajak baru yang akan ditetapkan kepada pelaku bisnis dan orang kaya, yang diharapkan mampu membuka jalan buntu (deadlock) dengan kreditur.

Langkah ini mendapat sambutan yang cukup hati-hati dari para pemimpin 18 negara zona euro, yang saat ini tengah melangsungkan pertemuan darurat di Brussels.

Sementara itu, Perdana Menteri Yunani Alexis Tspras sudah bertemu dengan tiga kreditur internasional mereka, yakni IMF, Komisi Eropa, dan BankSentral Eropa (ECB), di Brussels pada Senin (22/6) kemarin.

Setelah perundingan berakhir pada Senin malam, Merkel bilang, setiap pihak yang ikut dalam pertemuan menginginkan Yunani tetap berada di zona euro. "Termasuk saya," kata Merkel.

Sedangkan Presiden Prancis Francois Hollande bilang, Yunani dan para krediturnya tengah menuju kepada sebuah kesepakatan.

"Namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan solusi saat menteri keuangan zona euro bertemu lagi pada Rabu (24/6) besok," paparnya.


Kalangan Bisnis Jerman Minta Merkel Tegas Hadapi Yunani


Para pemimpin bisnis di  Jerman  dikabarkan mendesak Kanselir Angela Merkel untuk mengambil sikap atau garis tegas dalam menghadapi Yunani pada pertemuan puncak darurat  para pemimpin zona euro (KTT UE)  yang dihelat Senin (22 Juni) kemarin. Kalangan bisnis Jerman menekankan bahwa hanya  konsesi reformasi  dari Athena  yang bisa mempertahankan negeri itu di zona euro.
 
Komentar yang  datang dari kepala federasi bisnis terkemuka Jerman ini sekaligus  mencerminkan sikap yang semakin kukuh sejumlah kalangan berpengaruh Jerman   terhadap Yunani. Dalam beberapa tahun terakhir, asosiasi yang sama juga tercatat  telah memperingatkan untuk menentang apa yang disebut sebagai risiko  "Grexit", dan ketakutan  konsekuensinya  bagi perekonomian Eropa. "Yunani harus bertindak  hari ini,.. Hanya dengan itu   Yunani benar-benar  dapat mencegah kebangkrutannya  sendiri dan hanya  dengan itu   Yunani dapat bertahan   di zona euro - dan yang harus menjadi tujuan bersama."Demikian tutur Ingo Kramer, pimpinan BDA (asosiasi pengusaha Jerman) yang menyampaikannya melalui  surat kabar Jerman,  Bild.
 
Laporan terkait sebelaumnya menyatakan, pada  akhir pekan lalu,  pihak Uni Eropa  yang dikabarkan telah menyambut proposal baru dari Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras. Proposal tersebut  dinilai sebagai  dasar yang baik untuk mencapai  kemajuan dalam pembicaraan.
 
Pemerintah Yunani dalam sejumlah kesemoatan sebelumnya  telah menolak tuntutan pihak kreditor   untuk memotong dana  pensiun dan mendesak kreditor untuk menyediakan utang  dengan imbalan konsesi.
 
Ulrich Grillo, presiden  asosiasi industri Jerman, menyatakan  bahwa zona euro tidak diwajibkan untuk mempertahankan   Yunani di blok pengguna mata uang tunggal tersebut.
 
"Zona Euro tidak boleh dibiarkan tetap dalam serikat ekonomi dan mata uang  yang dibiayai dengan cara apapun,"  demikian terang Grillo. Pernyataan ini dibenarkan oleh   Eric Schweitzer, presiden DIHK (Kadin Jerman), yang mengatakan  bahwa Hukum Stabilitas Eropa  yang tidak harus melunak atau ditafsirkan ulang terhadap kasus Yunani.
 
"Bertahan   di zona euro sepenuhnya bergantung pada pemerintah Yunani untuk  membuat komitmen yang dapat diandalkan berada di  jalur reformasi dengan proposal yang menjanjikan." Demikian lanjut Eric.



Tingkat kepercayaan konsumen di kawasan euro pada bulan Juni ini dilaporkan kembali memburuk memasuki bulan ketiganya berturut-turut. Pasalnya di bulan Juni ini, optimisme konsumen di wilayah ini semakin terkikis karena adanya isu krisis Yunani yang sudah cukup menekan aktivitas bisnis di wilayah ini.

Adapun rilis awal survey consumer confidence ini dikeluarkan oleh Eurostat hari ini (22/6) berdasarkan survey terhadap 2300 konsumen di seluruh kawasan Euro mengenai kondisi perekonomian kawasan saat ini dan di waktu yang akan datang. Angka indeks positif (lebih besar nol) menunjukkan optimisme dan angka indeks yang negatif menunjukkan pesimisme. Dalam rilisnya, tercatat bahwa Indeks kepercayaan konsumen di kawasan euro kembali melanjutkan fase kontraksinya yaitu sebesar -5,6 pada bulan Juni ini, angka ini lebih besar dari periode bulan sebelumnya.

Euro Area Consumer Confidence

Sepertinya, perekonomian kawasan euro ke depan masih akan terus tertekan oleh krisis di Yunani. Pasalnya dalam pertemuan darurat yang dilakukan oleh pemimpin Eurogroup kemarin untuk menentukan nasib Yunani sebagai anggota kawasan euro tidak berhasil mencapai kesepakatan. Diperkirakan negosiasi ini akan mencapai klimaksnya pekan ini dimana kanselir Jerman Angela Merkel akan kembali bertemu dengan perdana menteri Yunani Alexis Tsipras untuk membahas nasib Yunani ke depan.

Ditengah ketegangan politik yang dialami Yunani dan pelemahan ekonomi global saat ini, Bank Sentral Eropa (ECB) kembali memutuskan tetap mempertahankan suku bunga rendahnya, tidak berubah dari bulan-bulan sebelumnya. ECB masih mempertahankan suku bunga rendah sebesar 0,05 persen. Selain itu, suku bunga deposito juga tetap tidak berubah masih berada pada -0,20 persen dan suku bunga pinjaman marjinal masih tercatat sebesar 0,30 persen. Sebagai informasi, ketiga suku bunga utama tersebut telah diturunkan sebesar 10 basis poin pada bulan September 2014 lalu.


Kesimpulan:

Krisis Yunani akan masih berlangsung walau Uni Eropa telah menyetujui beberapa bantuan liquiditas agar
Bank - Bank Yunani dapat tetap beroperasi.

Namun, untuk program bantuan pinjaman jangka panjang yang ke sekian kalinya, cukup alot untuk
dapat dikabulkan begitu saja oleh Para Kreditur Eropa. 

Hal ini mengingat perencanaan program reformasi Anggaran Belanja Pemerintah yang belum dapat dikatakan sehat. Adapun pasal pasal yang krusial dalam negosiasi tersebut adalah pemotongan dana pensiun dan kenaikan pajak.

Pada intinya; Para Kreditur menginkan Ekonomi Yunani segera bangkit dan dapat membayar hutang dengan memperlihatkan komitmennya pada rancangan anggaran yang dapat diterima oleh Para Kreditur. 
Sedangkan Konggres Yunani menginginkan syarat - syarat pinjaman lebih lunak agar Ekonomi Yunani dapat bertumbuh / bangkit.

Sepertinya, ini adalah kasus " Berhutang Lagi Untuk Membayar Cicilan Hutang Berjalan ".
Dalam hal ini, butuh komitment yang solid dari keduabelah pihak atas dasar niatan yang baik untuk tercapainya sebuah kepentingan bersama.




saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.