Direktur Utama BINA, Edy Kuntardjo di sela RUPST perseroan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (12/6) mengatakan perolehan laba bersih perseroan dibukukan sebagai laba ditahan untuk memperkuat permodalan.
"Kami belum akan membagikan dividen ke pemegang saham kali ini," katanya.
Dijelaskan, perseroan rencananya akan terus memperkuat permodalan hingga Rp 500 miliar dari saat ini Rp300 miliar.
Terkait kinerja, sepanjang 2014 lalu Bank Ina berhasil membukukan laba bersih mencapai Rp15,34 miliar, meningkat dibandingkan perolehan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 7,84 miliar.
Seiring laba, pendapatan bunga bersih naik dari Rp143,44 miliar pada 2013 menjadi Rp182,44 miliar di 2014.
Bank Ina Perdana Tbk (BINA) didirikan tanggal 09 Februari 1990 dengan nama PT Bank Ina dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1991. Kantor Pusat BINA beralamat di Wisma BSG Corporation, Jl. Abdul Muis No.40, Jakarta 10160 – Indonesia. Saat ini (31/03/2015), BINA memiliki 8 kantor cabang, 9 kantor cabang pembantu dan 5 kantor kas.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Ina Perdana Tbk (30/04/2015), antara lain: OCBC Securities Pte Ltd-Client A/C (37,62%) dan PT Philadel Terra Lestari (20,00%). Adapun pemegang saham pengendali Bank Ina Perdana adalah Oki Widjaja dan Pieter Tanuri.
BINA memperoleh izin bank umum dari Bank Indonesia tanggal 15 Juni 1991.
Berdasarkan Anggaran Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan BINA adalah menjalankan kegiatan jasa umum perbankan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Pada tanggal 31 Desember 2013, BINA memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukanPenawaran Umum Perdana Saham BINA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 520.000.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp240,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 16 Januari 2014.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.