Rencana penjualan PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) masih misteri. Grup Rajawali melalui PT Rajawali Capital International sebagai pemegang 65,54% saham BWPT, enggan membeberkan identitas calon pembeli perusahaan perkebunan yang dulu bernama BW Plantations itu.
Rumor yang beredar, investor asal Malaysia dikabarkan siap memborong saham BWPT. Sumber KONTAN membisikkan, Rajawali tengah menjajaki potensi Sime Darby terkait pembelian sekitar 5,35 miliar unit saham atau setara dengan 17% saham BWPT.
Sime Darby adalah konglomerasi asal Malaysia. Sime Darby antara lain memiliki usaha perkebunan yang bergerak di hulu, hilir hingga energi terbarukan.
Di Indonesia, Sime Darby memiliki anak usaha yang bernama PT Minamas Plantation. Per Januari 2015, Minamas menguasai total lahan kebun 280.274 hektare dan 203.845 ha sudah ditanami kelapa sawit. Lahan Minamas tersebar di sembilan provinsi, meliputi antara Nangroe Aceh Darussalam, Jambi, Riau, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah hingga Sulawesi.
Divestasi saham BWPT ini disebut-sebut akan memiliki harga di atas rights issue akhir tahun lalu yakni Rp 400 per saham. Apabila Sime Darby mengambil 5,35 miliar saham BWPT di harga itu, maka nilainya melebihi Rp 2,14 triliun.
Grup Rajawali menyanggah kabar masuknya Sime Darby. "Bukan. Saya no comment," kata Adam Jayaputra, General Manager Investment Rajawali Corpora, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Sebelum muncul nama Sime Darby, nama Cargill Inc asal AS diisukan yang akan menyerap sebagian saham BWPT. Tapi, kabar itu hilang begitu saja. Dus, investor harus berhati-hati supaya tak terjebak gosip penggoreng harga saham.
Pada perdagangan Hari Kamis minggu lalu ( 4 Juni 2015 ), sekuritas asing, UOB Kay Hian (AI), Daewoo Securities (YP), RHB OSK Securities (DR), dan CIMB Securities (YU) kompak melakukan penjualan saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT). Total penjualan keempat sekuritas asing ini nilainya mencapai 28,15 persen dari total transaksi saham BWPT.
UOB Kay Hian (AI) tercatat sebagai penjual terbanyak saham BWPT dengan volume sebesar 442 ribu lot atau senilai Rp17,1 miliar. Nilai penjualan saham BWPT oleh AI ini setara dengan 19,97 persen total transaksi.
Sementara, di posisi penjual terbanyak kedua ditempati oleh Daewoo Securities (YP) yang melakukan penjualan 62 ribu lot saham BWPT senilai Rp2,5 miliar.
Sedangkan RHB OSK Securities (DR) dan CIMB Securities (YU) masing-masing menempati posisi ketiga dan keempat penjual terbanyak saham BWPT. Total penjualan keduanya mencapai Rp4,5 miliar atau setara dengan 5,25 persen transaksi saham BWPT.
Mungkin hal ini terjadi karena ketidak nyamanan investor akan rencana divestasi dari Group Rajawali yang masih belum kunjung ada kepastiannya.
Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.
Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.