Selasa, 16 Juni 2015

PT Eagle High Plantations Tbk. ( BWPT.JK ) - Anggota Parlemen Malaysia Minta Kesepakatan Dibatalkan. Mengapa?

Image result for eagle high plantation

Seorang anggota parlemen oposisi Malaysia mendesak Felda Global Ventures Holdings Bhd. (FGV) membatalkan kesepakatan pembelian saham PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) senilai US$680 juta setara Rp9 triliun.

"Itu untuk mencegah kerugian lebih lanjut bagi investor yang meliputi Felda, masyarakat, karyawan Provident Fund, Dana Pensiun, Lembaga Tabung Haji, dan beberapa pemerintah negara bagian," ujar anggota Parlemen oposisi Tony Pua seperti dikutip Reuters, Selasa (16/6/2015).

FGV ini merupakan anak usaha dari Federal Land Development Authority (FELDA) atau Lembaga Kemajuan Tanah Persekutuan milik pemerintah Malaysia. Artinya, FGV juga bisa dibilang sebuah BUMN Malaysia yang juga tercatat di bursa saham.

Nilai pembelian saham BWPT oleh Felda mencapai $680 juta atau sekitar Rp9 triliun untuk pembelian 37 persen saham BWPT. Rajawali akan menjual sebagian dari 65,5 persen kepemilikannya di BWPT kepada FGV dengan tunai dan tukar guling saham. Meskipun kepemilikannya berkurang, Grup Rajawali akan tetap memegang kendali manajemen BWPT.

Transaksi tersebut terbilang cukup tinggi bila dibandingkan dengan harga saham BWPT pada penutupan perdagangan di bursa efek pada akhir pekan lalu Rp450 per saham. Perusahaan Malaysia tersebut berniat membayar sekitar Rp765 per saham atau premiun 1,7 kali dibanding harga pasarnya. Bersamaan dengan itu, FGV juga akan mengakuisisi 95 persen proyek gula milik Rajawali senilai $67 juta.

FGV berkilah bahwa transaksi tersebut merupakan yang terendah bila dibanding tiga transaksi terakhir dalam tiga tahun terakhir di kawasan regional. Hal itu dilihat dari biaya campuran (blended cost) BWPT senilai $17.400 per hektare lahan tertanam, lebih rendah dibanding tiga transaksi FGV sebelumnya.

Produsen sawit terbesar ketiga dunia itu juga berharap dari profil perkebunan BWPT yang masih muda. Sebagai informasi, rata-rata umur tanaman FGV sekitar 15 tahun, sedangkan BWPT hanya 8 tahun. "Ini akan meningkatkan yield dalam jangka dekat dan mengurangi biaya capex yang diperlukan untuk penanaman kembali," kata Dato' Mohd Emir Mavani Abdullah dalam jumpa pers bersama manajemen Rajawali Corpora di Jakarta, Jumat 12 Juni 2015.

Tingginya harga pembelian itu menjadi kontroversi. Analis CIMB Research Ivy Ng seperti dilansir Reutersjuga menilai akuisisi saham BWPT milik Peter Sondakh terlampau mahal. Dia memangkas target harga saham Felda Global menjadi 1,69 ringgit dari 1,91 ringgit dan memotong rekomendasi untuk saham Felda Global. "Kami berpandangan bahwa harga akusisi yang diusulkan untuk BWPT terlalu tinggi," katanya.

Menurut Ivy, Felda Global bakal menjadi pemegang saham terbesar dalam BWPT, tetapi tidak menjadi pemegang saham pengendali. Akuisisi saham BWPT dapat mendilusi laba bersih Felda tahun buku 2016 sebesar 10%. Net gearing atau total utang akan meningkat 1,43 kali dari 1,05 kali, serta arus kas juga dinilai bakal terkoreksi.

Tekanan jual pelaku pasar terhadap saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) , Senin 15 Juni 2015, cukup tinggi. Hal ini terjadi karena beredar dugaan bahwa Felda Global Ventures (FGV) tidak akan melakukan tender offerterhadap sisa saham BWPT. FGV merupakan perusahaan kelapa sawit asal Malaysia yang akan membeli 37 persen saham BWPT seharga Rp770 per saham. 

Harga saham FGV di Bursa Efek Malaysia, sebagaimana dikutip laporan riset Kim Eng anjlok 10 persen, terimbas beredarnya pernyataan ketidaksetujuan pemegang saham atas rencana manajemen membeli saham BWPT dengan harga yang dinilai kelewat tinggi. Dalam laporan tersebut, rencana pembelian saham BWPT dinilai kurang baik karena pendapatan perusahaan ini masih rendah dan utangnya cukup tinggi.

Morgan Stanley Securities Indonesia (MS) tercatat sebagai penjual terbanyak kedua saham BWPT. MS menjual 10,8 ribu lot saham BWPT atau senilai Rp3,1 miliar. Total penjualan saham oleh MS ini nilainya setara dengan 9,2 persen dari total transaksi harian saham BWPT.

Aksi jual saham BWPT ini juga diikuti oleh tiga sekuritas lainnya, seperti Samuel Sekuritas Indonesia (IF), Credit Suisse (CS), dan Bahana Securities (DX). Total penjualan oleh tiga sekuritas ini nilainya mencapai Rp17,7 miliar atau setara dengan 52,8 persen transaksi saham BWPT.



Wajarkah Harga Penawaran Felda Global Terhadap Saham BWPT Milik Rajawali?

Berdasarkan perhitungan analis, bila dihitung menggunakan valuasi Enterprise Value per hektare(EV/ha), harga saham BWPT Rp440 di pasar pun sudah mahal dibanding emiten sejenis, bahkan dengan anak usaha Astra, yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). 

Mengutip surat kabar di Malaysia, FGV berminat membeli 30 persen saham BWPT senilai $267,95 juta, berarti pembeliannya hanya berkisar Rp375 per saham.

Dalam riset Maybank Kim Eng Seurities yang telah disampaikan kepada nasabah menyebut harga jual BWPT dari Rajawali diperkirakan antara Rp375 - Rp1.100 per saham. Analis Kim Eng menilai harga beli BWPT masih wajar jika hanya sampai kisaran Rp600 per saham.

Sementara itu dari perhitungan analis, pada harga Rp440, nilai BWPT mencapai $10.962 per hektare menggunakan metode valuasi Enterprise Value per hektare (EV/ha). Nilai ini lebih tinggi dari AALI yang memiliki nilai EV/ha sebesar $10.801 per hektare. Padahal jumlah lahan BWPT yang sudah menghasilkan baru 50 persen dari total lahan tertanam milik perseroan.

Enterprise value adalah nilai perusahaan berdasarkan harga pasar saat ini. Formulanya yakni kapitalisasi pasar ditambah dengan hutang lalu dikurangi dengan kas. Kemudian nilai ini dibagi dengan jumlah lahan yang dimiliki. Semakin besar nilai ini menunjukan harga saham perusahaan semakin mahal.








Sumber:

























Catatan:

Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.

Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).

Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.



saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.