Rajawali Corpora bersama Felda Global Ventures Holdings Bhd berencana membangun pabrik oleokimia di Indonesia. Ekspansi itu akan dilaksanakan setelah Felda merampungkan akuisisi 37 persen saham PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) ]dari Rajawali.
Managing Director Rajawali Corpora Darjoto Setyawan mengatakan, pabrik oleokimia kemungkinan dibangun di dekat lahan perkebunan sawit milik Eagle High di Kalimantan, Sumatera, atau Jawa. Pembangunan pabrik bisa dilakukan secara langsung oleh Eagle High bersama Felda atau pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV).
"Saat ini nilai investasinya masih dihitung. Kami ingin memperbesar bisnis hilir, karena biasanya harga produk hilir lebih stabil dibandingkan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)," kata Darjoto di Jakarta, akhir pekan lalu.
Darjoto menegaskan, saat ini, pihaknya bersama Felda tengah fokus menyelesaikan transaksi akuisisi 37 persen saham Eagle High senilai US$ 680 juta. Felda harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang dijadwalkan pada September 2015.
Langkah Felda untuk meyakinkan pemegang saham mengenai akuisisi ini cukup serius. Felda memboyong sejumlah pemegang saham berikut perwakilan dari pemerintah dan sejumlah jurnalis media Malaysia datang ke perkebunan sawit milik Eagle High, pekan lalu. Deputy Minister of Prime Minister Malaysia YB Dato Razali Ibrahim turut serta dalam rombongan tersebut.
Sebelumnya, anggota parlemen dari partai oposisi di Malaysia sempat mendesak Felda membatalkan rencana akuisisi. Sejumlah analis di negeri Jiran tersebut pun berpendapat nilai transaksi akuisisi terlampau mahal dan dapat menekan kinerja Felda.
Selama kuartal I2015, laba bersih Felda merosot 97,5 persen dibanding periode sama tahun lalu. Sementara itu, CEO Felda Global Mohd Emir Mavani Abdullah mengatakan, perseroan optimistis proses akuisisi akan berjalan lancar, sehingga dapat meningkatkan kinerja termasuk pangsa pasar perseroan.
Setelah akuisisi, Felda mengincar pangsa pasar global meningkat menjadi 12 persen dari saat ini 7 persen. Adapun, saat ini, Felda telah mengelola 450.000 hektare (ha) lahan tertanam di Malaysia dan Indonesia.
"Kami melihat kolaborasi yang menjanjikan dengan Rajawali ataupun Eagle High ke depan. Kami akan menjadikan Indonesia tempat ekspansi kedua yang kami tuju," jelas dia.
Seperti diketahui, Felda akan membayar 30 persen saham Eagle High milik Rajawali pada harga US$ 632 juta dalam bentuk tunai. Lalu, Felda juga menukar 2,55 persen saham dengan 7 persen saham Eagle High milik Rajawali. Nilai penukaran saham sebesar US$ 48 juta.
Felda akan terlebih dulu membayar uang muka (down payment) akuisisi sebesar US$ 174,5 juta. Selama Juli ini, Felda bakal mengirim lima tim yang terdiri atas 29 orang untuk melakukan due diligence transaksi akuisisi.
Setelah divestasi saham, kepemilikan Rajawali pada Eagle High tersisa 28,54 persen. Menurut Darjoto, di antara pemegang saham lain, Felda akan menjadi single majority. Namun, Felda tidak memegang kendali manajemen Eagle High. Hal tersebut sudah tercantum dalam perjanjian khusus transaksi akuisisi.
Rajawali akan memberikan satu kursi komisaris Eagle High untuk perwakilan dari Felda Global. Darjoto mengatakan, ada kemungkinan Felda Global menambah kepemilikan saham pada Eagle High melalui pasar. Saat ini, investor publik masih menggenggam saham emiten berkode BWPT tersebut sebanyak 34,46 persen.
Nusantara Infrastructure
Sementara itu, Rajawali juga tengah mematangkan rencana divestasi saham PT Nusantara Infrastructure Tbk ( META.JK ) . Lima calon pembeli Nusantara sudah mengajukan penawaran harga. "Bulan depan (Agustus), due diligence lima perusahaan tersebut kemungkinan selesai," kata Darjoto.
Rajawali memiliki 21 persen saham Nusantara Infrastructure melalui PT Hijau Makmur Sejahtera. Selain itu, Eagle Infrastructure menguasai 22,32 persen saham Nusantara. Darjoto membenarkan kabar Eagle Infrastructure yang juga berniat melepas kepemilikan sahamnya. Dengan begitu, jumlah saham Nusantara Infrastructure yang ditawarkan kepada investor baru mencapai 43,32 persen.
Namun, Darjoto membantah Eagle Infrastructure adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Rajawali. "Meski nama perusahaan itu ada Eaglenya, perusahaan itu tidak ada hubungan apapun dengan Pak Peter Sondakh atau Rajawali," ujar dia.
Managing Director Rajawali Corpora Darjoto Setyawan mengatakan, pabrik oleokimia kemungkinan dibangun di dekat lahan perkebunan sawit milik Eagle High di Kalimantan, Sumatera, atau Jawa. Pembangunan pabrik bisa dilakukan secara langsung oleh Eagle High bersama Felda atau pembentukan perusahaan patungan (joint venture/JV).
"Saat ini nilai investasinya masih dihitung. Kami ingin memperbesar bisnis hilir, karena biasanya harga produk hilir lebih stabil dibandingkan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO)," kata Darjoto di Jakarta, akhir pekan lalu.
Darjoto menegaskan, saat ini, pihaknya bersama Felda tengah fokus menyelesaikan transaksi akuisisi 37 persen saham Eagle High senilai US$ 680 juta. Felda harus mendapat persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang dijadwalkan pada September 2015.
Langkah Felda untuk meyakinkan pemegang saham mengenai akuisisi ini cukup serius. Felda memboyong sejumlah pemegang saham berikut perwakilan dari pemerintah dan sejumlah jurnalis media Malaysia datang ke perkebunan sawit milik Eagle High, pekan lalu. Deputy Minister of Prime Minister Malaysia YB Dato Razali Ibrahim turut serta dalam rombongan tersebut.
Sebelumnya, anggota parlemen dari partai oposisi di Malaysia sempat mendesak Felda membatalkan rencana akuisisi. Sejumlah analis di negeri Jiran tersebut pun berpendapat nilai transaksi akuisisi terlampau mahal dan dapat menekan kinerja Felda.
Selama kuartal I2015, laba bersih Felda merosot 97,5 persen dibanding periode sama tahun lalu. Sementara itu, CEO Felda Global Mohd Emir Mavani Abdullah mengatakan, perseroan optimistis proses akuisisi akan berjalan lancar, sehingga dapat meningkatkan kinerja termasuk pangsa pasar perseroan.
Setelah akuisisi, Felda mengincar pangsa pasar global meningkat menjadi 12 persen dari saat ini 7 persen. Adapun, saat ini, Felda telah mengelola 450.000 hektare (ha) lahan tertanam di Malaysia dan Indonesia.
"Kami melihat kolaborasi yang menjanjikan dengan Rajawali ataupun Eagle High ke depan. Kami akan menjadikan Indonesia tempat ekspansi kedua yang kami tuju," jelas dia.
Seperti diketahui, Felda akan membayar 30 persen saham Eagle High milik Rajawali pada harga US$ 632 juta dalam bentuk tunai. Lalu, Felda juga menukar 2,55 persen saham dengan 7 persen saham Eagle High milik Rajawali. Nilai penukaran saham sebesar US$ 48 juta.
Felda akan terlebih dulu membayar uang muka (down payment) akuisisi sebesar US$ 174,5 juta. Selama Juli ini, Felda bakal mengirim lima tim yang terdiri atas 29 orang untuk melakukan due diligence transaksi akuisisi.
Setelah divestasi saham, kepemilikan Rajawali pada Eagle High tersisa 28,54 persen. Menurut Darjoto, di antara pemegang saham lain, Felda akan menjadi single majority. Namun, Felda tidak memegang kendali manajemen Eagle High. Hal tersebut sudah tercantum dalam perjanjian khusus transaksi akuisisi.
Rajawali akan memberikan satu kursi komisaris Eagle High untuk perwakilan dari Felda Global. Darjoto mengatakan, ada kemungkinan Felda Global menambah kepemilikan saham pada Eagle High melalui pasar. Saat ini, investor publik masih menggenggam saham emiten berkode BWPT tersebut sebanyak 34,46 persen.
Nusantara Infrastructure
Sementara itu, Rajawali juga tengah mematangkan rencana divestasi saham PT Nusantara Infrastructure Tbk ( META.JK ) . Lima calon pembeli Nusantara sudah mengajukan penawaran harga. "Bulan depan (Agustus), due diligence lima perusahaan tersebut kemungkinan selesai," kata Darjoto.
Rajawali memiliki 21 persen saham Nusantara Infrastructure melalui PT Hijau Makmur Sejahtera. Selain itu, Eagle Infrastructure menguasai 22,32 persen saham Nusantara. Darjoto membenarkan kabar Eagle Infrastructure yang juga berniat melepas kepemilikan sahamnya. Dengan begitu, jumlah saham Nusantara Infrastructure yang ditawarkan kepada investor baru mencapai 43,32 persen.
Namun, Darjoto membantah Eagle Infrastructure adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Rajawali. "Meski nama perusahaan itu ada Eaglenya, perusahaan itu tidak ada hubungan apapun dengan Pak Peter Sondakh atau Rajawali," ujar dia.
Catatan:
Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.
Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.
http://www.beritasatu.com/pasar-modal/290655-rajawali-dan-felda-akan-perkuat-aliansi.html
saham . bursajkse
Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.
Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.
http://www.beritasatu.com/pasar-modal/290655-rajawali-dan-felda-akan-perkuat-aliansi.html
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.