Konglomerasi perkebunan Malaysia, Felda Global Ventures Holdings Bhd, kembali berupaya meyakinkan investor bahwa rencana akuisisi 37 persen saham milik Rajawali Group di PT Eagle High Plantations Tbk senilai USD680 juta tidak mahal dan tak akan terlalu membebani utang Felda.
Selain itu, Felda juga membantah jika transaksi dengan Eagle High bermotif politik, merujuk pada kedekatan CEO Rajawali Group Peter Sondakh dengan Perdana Menteri Malaysia Rajib Razak.
Saham Felda di Kuala Lumpur telah anjlok 11 persen - mendekati rekor terendah - sejak mengumumkan kesepakatan dengan Eagle High [BWPT 411 -2 (-0,5%)] pada awal bulan ini, di mana sejumlah politisi Malaysia dan analis menyuarakan pesimisme karena nilai pembelian terlalu mahal dan bisa membebani utang Felda.
Felda sendiri belum menyebutkan berapa besar transaksi itu akan dibiayai dari kas dan berapa banyak dari utang. Hanya disebutkan bahwa 30 persen saham Eagle High akan dibayar tunai dan 7 persen berupa saham.
Dalam wawancara dengan Reuters dan dilansir Selasa (30/6), CEO Felda Mohd Emir Mavani Abdullah menegaskan bahwa transaksi dengan Rajawali Group sebagian besar akan dibiayai dengan utang dan manajemen akan menjaga kas Felda tetap sebesar 2,9 miliar ringgit (USD767 juta) dalam menjaga keuangan untuk bisa memberi dividen kepada para pemegang saham. "Bunga utang cukup murah, jika anda berbisnis pastikan (utang) bunga yang rendah," kata dia.
Menjawab kekhawatiran investor dan para politisi, Emir menyatakan bahwa Felda hanya membayar nilai pasar kepada Rajawali Group untuk mendapatkan cadangan lahan yang luas dan subur, apalagi usia tanaman Eagle High jauh lebih muda dari yang dimiliki Felda.
"Kita tidak bisa lagi meningkatkan land bank di Malaysia. (Sedangkan kalau di Afrika) Secara geopolitik di Afrika sangat sulit untuk dikelola," kata Emir. Dan, Felda telah kehilangan kesempatan di Papua Nugini dalam mengakuisisi New Britain Palm Oil Ltd Oktober lalu, kalau dengan pesaing sesama Malaysia, Sime Darby. "Kami kembali mencari, tak mudah mendapatkan land bank sebesar 450 ribu hektare."
Di Malaysia, pembelian saham Rajawali Group di Eagle High juga dicurigai bermotif politik, pasalnya CEO Rajawali Group, Peter Sondakh, adalah teman baik Perdana Menteri Malaysia Rajib Razak.
Merespons hal itu, Emir mengingatkan bahwa koneksi politik itu sama sekali tak diketahui Felda, apalagi sampai mempengaruhi keputusan bisnis. "Ini murni kesepakatan komersial, kami tak mau ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan kami."
Selain itu, Felda juga membantah jika transaksi dengan Eagle High bermotif politik, merujuk pada kedekatan CEO Rajawali Group Peter Sondakh dengan Perdana Menteri Malaysia Rajib Razak.
Saham Felda di Kuala Lumpur telah anjlok 11 persen - mendekati rekor terendah - sejak mengumumkan kesepakatan dengan Eagle High [BWPT 411 -2 (-0,5%)] pada awal bulan ini, di mana sejumlah politisi Malaysia dan analis menyuarakan pesimisme karena nilai pembelian terlalu mahal dan bisa membebani utang Felda.
Felda sendiri belum menyebutkan berapa besar transaksi itu akan dibiayai dari kas dan berapa banyak dari utang. Hanya disebutkan bahwa 30 persen saham Eagle High akan dibayar tunai dan 7 persen berupa saham.
Dalam wawancara dengan Reuters dan dilansir Selasa (30/6), CEO Felda Mohd Emir Mavani Abdullah menegaskan bahwa transaksi dengan Rajawali Group sebagian besar akan dibiayai dengan utang dan manajemen akan menjaga kas Felda tetap sebesar 2,9 miliar ringgit (USD767 juta) dalam menjaga keuangan untuk bisa memberi dividen kepada para pemegang saham. "Bunga utang cukup murah, jika anda berbisnis pastikan (utang) bunga yang rendah," kata dia.
Menjawab kekhawatiran investor dan para politisi, Emir menyatakan bahwa Felda hanya membayar nilai pasar kepada Rajawali Group untuk mendapatkan cadangan lahan yang luas dan subur, apalagi usia tanaman Eagle High jauh lebih muda dari yang dimiliki Felda.
"Kita tidak bisa lagi meningkatkan land bank di Malaysia. (Sedangkan kalau di Afrika) Secara geopolitik di Afrika sangat sulit untuk dikelola," kata Emir. Dan, Felda telah kehilangan kesempatan di Papua Nugini dalam mengakuisisi New Britain Palm Oil Ltd Oktober lalu, kalau dengan pesaing sesama Malaysia, Sime Darby. "Kami kembali mencari, tak mudah mendapatkan land bank sebesar 450 ribu hektare."
Di Malaysia, pembelian saham Rajawali Group di Eagle High juga dicurigai bermotif politik, pasalnya CEO Rajawali Group, Peter Sondakh, adalah teman baik Perdana Menteri Malaysia Rajib Razak.
Merespons hal itu, Emir mengingatkan bahwa koneksi politik itu sama sekali tak diketahui Felda, apalagi sampai mempengaruhi keputusan bisnis. "Ini murni kesepakatan komersial, kami tak mau ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan kami."
Catatan:
Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.
Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.
saham . bursajkse
Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.
Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).
Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.