Sekretaris Perusahaan Wijiningsih melalui publikasi BEI, Selasa (7/7) menuturkan, SAB akan memesan 45 unit kendaraan yang diperuntukkan sebagai taksi dan beroperasi di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur.
"Tujuan penambahan armada ini untuk meningkatkan pelayanan, keamanan, serta memanjakan konsumen akan moda transportasi yang selama ini sangat diharapkan oleh masyarakat," tutur Wijiningsih.
Menurut dia, seluruh kendaraan ini akan dioperasikan dengan menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG), sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium yang harganya relatif murah dan ramah lingkungan.
"BBG akan dipasok oleh Zebra Energi, anak perusahaan Zebra yang bergerak dibidang supply gas CNG," ujarnya.
Nilai investasi pengadaan 45 unit kendaraan Proton ditaksir sekitar Rp8 miliar. Dananya berasal dari salah satu lembaga pendanaan dengan tenor selama lima tahun.
"Jumlah tersebut akan digunakan untuk pembelian kendaraan, peralatan BBG, asesoris kendaraan dan perijinan. Diperkirakan hingga akhir 2015 seluruh pengadaan sudah terealisasi," paparnya.
Ke depan, lanjut dia, manajemen berharap dengan adanya penambahan unit taksi, maka dapat meningkatkan pendapatan dan seiring memperbaiki struktur keuangan konsolidasi perseroan.
Zebra Nusantara Tbk (ZBRA) didirikan dengan nama PT Zebra tanggal 12 Oktober 1987 dan memulai usaha komersialnya pada tahun 1987. Kantor pusat ZBRA berlokasi di Jl. Raya Jemursari No. 78, Surabaya.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham ZBRA, antara lain: Beautex Offshore Inc (35,08%), PT Infiniti Wahana (27,79%) dan Halison Lheman (17,60%).
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ZBRA terutama adalah di bidang angkutan taksi dan jasa lainnya yang serupa. ZBRA mengoperasikan taksi "Zebra" dan menyewakan limousine di Surabaya.
Pada tanggal 25 Juli 1990, ZBRA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ZBRA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 7.315.900 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) (dahulu bernama Bursa Efek Jakarta dan Surabaya) pada tanggal 13 Juni 1991.
Pada tanggal 16 Januari 2001, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk maksimum 541.113.723 saham biasa seri B dan maksimum 86.964.705 waran seri I. Setiap pemegang 2 lembar saham seri A yang tercatat pada tanggal 16 Januari 2001 mempunyai hak untuk membeli 27 lembar saham baru seri B dengan harga Rp 100 per lembar (atau dengan harga Rp 2.700,- per paket). Untuk setiap pembelian kelipatan 56 lembar saham seri B, pembeli akan menerima 9 waran seri I secara cuma-cuma. Periode pelaksanaan waran dimulai dari tanggal 24 Juli 2001 sampai dengan 25 Januari 2006. Pemegang waran mempunyai hak beli 1 (satu) saham seri B untuk setiap waran yang dimiliki, pada harga pelaksanaannya yang sebesar Rp 100,- per saham.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.