Senin, 13 Juli 2015

Anjloknya Saham Tiongkok, Menko Minta Untuk Waspadai Perlambatan Ekonomi di Tiongkok

Image result for china stock crash

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menilai anjloknya bursa saham Tiongkok sebenarnya tidak terlalu berdampak pada perekonomian Indonesia. Namun demikian, perlambatan ekonomi Tiongkok yang justru harus diwaspadai demi menekan dampak signifikan bagi Indonesia.

Menurutnya, sebelum  kejatuhan, bursa Tiongkok memang melambung signifikan hingga 60 persen. Hal
 ini yang berikutnya dianggap bubble. Meski saat ini mengalami koreksi sebanyak 30 persen, namun masih ada keuntungan.

"Karena dikira ada trouble karenanya turun. Kalau pasar saham saja tidak masalah, karena investor sadar kalau mau pasar saham dengan return yang tinggi harus siap dengan risiko yang tinggi pula," kata Sofyan, usai buka bersama di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (9/7/2015).

Pada dasarnya, hal yang dikhawatirkan adalah jika pemulihan ekonomi Tiongkok terganggu sehingga memperlambat ekonomi negeri tirai bambu tersebut. Bila itu terjdi, maka akan menghantam kinerja perekonomian Indonesia melalui penurunan permintaan ekspor Tanah Air.

"Kita khawatirkan perlambatan ekonomi Tiongkok akan pengaruhi ekspor kita, komoditas, batu bara," ujar dia.

Asal tahu saja, Tiongkok merupakan mitra dagang utama Indonesia. Jika ekonominya lesu, maka permintaan ekspor dari Tiongkok akan menurun sehingga membuat kinerja perdagangan makin menyusut. Akhirnya yang ditakutkan adalah adanya ketidakseimbangan antara kinerja ekspor dengan kinerja impor.

Lebih lanjut Sofyan berharap agar proses ekonomi yang sedang menghantam ekonomi Tiongkok tidak akan berlangsung lama. Dari sisi pemerintah pun akan melakukan diversifikasi tujuan ekspor. "Maka kita harus dorong ekspor dengan mencari pangsa pasar lain," pungkasnya. 



saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.