Senin, 20 Juli 2015

Bank BUMN Akan Mengurangi Dana Mahal

Image result for bank bumn

Bank BUMN telah mengurangi jumlah simpanan dana mahal dengan memangkas suku bunga deposito. Saat ini, maksimal bunga deposito di tiga bank BUMN sudah sesuai dengan LPS rate atau sebesar 7,75%.

Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) Haru Koesmahargyo menuturkan, pihaknya telah mengurangi simpanan dana mahal dengan memangkas bunga deposito menjadi maksimal 7,75%. Penurunan bunga deposito tersebut dilakukan seiring longgarnya kondisi likuiditas akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.

"Sekarang ini deposito kami yang baru maksimal sekitar 7,75%. Hanya untuk deposan lama dan belum jatuh tempo saja yang bunganya di atas itu, sebelumnya sekitar 8-9%. Oleh karena pertumbuhan kredit lambat, kami tidak perlu mengejar deposito yang mahal," ujar Haru di Jakarta, Selasa (14/7).

Haru menjelaskan kendati lebih baik dibandingkan kuartal pertama tahun ini, kredit perseroan pada kuartal II-2015 tumbuh sedikit di bawah 10%. Pertumbuhan kredit pun diharapkan dapat mulai membaik pada semester II-2015.

Pada akhir Mei 2015, total deposito BRI tercatat turun 12,34% menjadi Rp 283,66 trilliun dibanding posisi Maret 2015 sebesar Rp 252,48 trilliun. Sementara itu, giro turun dari Rp 76,02 trilliun menjadi Rp 84,83 trilliun. Sedangkan tabungan turun tipis dari Rp 218,01 triliun menjadi Rp 219,23 trilliun.

Haru menjelaskan, rencananya pada tahun ini pihaknya menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) di kisaran 13-15%, atau sama dengan target pertumbuhan kredit yang sama-sama dikoreksi dari target semula sebesar 15-17%.

Selain pendanaan di luar DPK, menurut dia, tahun ini BRI menargetkan memperoleh pendananan dari pinjaman dalam valuta asing (valas) US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 22,64 trilliun (kurs Rp 13.320 per dolar AS), dan penerbitan surat berharga dalam rupiah sekitar Rp 6,88 trilliun.

Pinjaman valas tersebut akan diperoleh dari pinjaman 11 bank sebesar US$ 500 juta guna menjadwal ulang (reprofile) utang perseroan yang jatuh tempo, pinjaman dari Export Import Bank of The United States (USA) sekitar Rp 200 juta untuk pembiayaan satelit, dan pinjaman dari China Development Bank (CDB) sebesar US$ 1 miliar untuk pembiayaan proyek infrastruktur.

Sementara itu, penerbitan surat berharga dalam rupiah sudah dilakukan oleh BRI sebesar Rp 4,88 trilliun melalui penerbitan negotiable certificate of deposit (NCD) sebesar Rp 1,88 trilliun dan obligasi Rp 3 trilliun. BRI masih berencana menerbitkan NCD sebesar Rp 2 trilliun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin juga mengaku, perseroan telah melepas dana-dana mahal sejak April lalu dengan menurunkan suku bunga deposito. Saat ini, menurut dia, maksimal suku bunga deposito Bank Mandiri dipatok sebesar 7,75%.

"Bank Mandiri sudah melepas dana-dana mahal. Hampir semua bunga maksimal sesuai LPS rate. Kecuali, untuk deposito yang belum jatuh tempo dan dana-dana pemerintah yang ditempatkan melalui tender," terang dia.

Bank Mandiri, menurut dia, melepas dana-dana mahal tersebut dengan menurunkan suku bunga deposito secara agresif. Hal itu turut membuat kondisi kinerja Bank Mandiri cukup bagus pada Mei lalu. Pada akhir Mei 2015, total deposito Bank Mandiri turun 3,56% menjadi Rp 217,38 trilliun dibandingkan Maret 2015 sebesar Rp 225,13 triliun. Sedangkan dana giro naik 7,43% menjadi Rp 145,4 trilliun dan dana tabungan turun 2,74% menjadi Rp 217,38 trilliun.

Menurut Budi, perseroan saat ini berada dalam kondisi likuiditas yang cukup longgar, terlebih lagi jika nantinya dana dari China Development Bank (CDB) masuk pada tahun ini. Pada 2015, dalam revisi RBB, Bank Mandiri menargetkan pendanaan di luar DPK sebesar US$ 3 miliar yang berasal dari pinjaman CDB sebesar US$ 1 miliar, serta pinjaman bilateral lainnya dan penerbitan surat berharga.

Untuk itu, target dana pihak ketiga (DPK) direvisi menjadi 10-12% dari target semula 16-17%. Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) Achmad Baiquni juga mengaku kondisi likuiditas perseroan saat ini relatif longgar. Pihaknya telah menurunkan bunga deposito dan hanya memberikan bunga deposito maksimal 7,75%.

"Sekarang ini, deposito kami hampir semuanya maksimal 7,75%, banyak juga yang di bawah itu. Kalaupun yang bunga di atas, itu deposito masih yang lama karena kan ada yang deposito hingga 1-2 tahun," terang dia.

BNI bersama tiga bank BUMN juga tengah menjajaki pinjaman dari CDB masing-masing sebesar USid="mce_marker" miliar. Hingga Mei 2015, total deposito BNI turun 3,06% menjadi Rp 100,09 trilliun dibandingkan Maret 2015 Rp 103,15 trilliun. Dana tabungan turun dari Rp 106,8 triliun menjadi Rp 105,05 trilliun. Sedangkan giro naik dari Rp 79,24 trilliun menjadi Rp 79,81 trilliun.

Deposito BTN

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) Maryono juga mengaku mulai melepas dana-dana mahal perseroan. Kendati demikian, maksimal suku bunga deposito perseroan masih sekitar 9%. "Kami mulai lepas dana mahal. Sekarang deposito kami maksimal 9%," tambah dia.

BTN juga tengah menjajaki sejumlah pendanaan dengan lembaga atau institut pemerintah maupun pinjaman bilateral dan multilateral dari luar negeri. Untuk itu, dia pun memperkirakan dapat menurunkan bunga deposito.

Hingga Mei 2015, total deposito BTN turun tipis menjadi Rp 53,1 trilliun dibandingkan Maret 2015 dari Rp 53,77 trilliun. Sedangkan giro dan tabungan masing-masing meningkat 7,9% dan 3,44% dibandingkan Maret 2015 menjadi Rp 25,84 trilliun dan Rp 25,08 trilliun.




saham . bursajkse

http://id.beritasatu.com/home/bank-bumn-kurangi-dana-mahal/122325

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.