Direktur Keuangan ANTM Aloysius K Ro bilang, beban biaya ANTM turun drastis karena efisiensi operasi. Biaya produksi nikel turun 20,37% dari US$ 5,4 per pon menjadi US$ 4,3 per pon. Selain itu, ANTM pun melakukan negosiasi dengan PT Pertamina (Persero) agar dapat menghemat bahan bakar.
Lalu meski harga emas pun sedang tak mengkilap, Aloysius bilang volume perdagangan emas melonjak dua kali lipat sampai kuartal kedua ini. Ia memperkirakan, tingginya perdagangan emas mungkin karena kondisi inflasi dan nilai tukar yang tengah kurang baik.
Aloysius mengungkapkan bahwa pendapatan emas dan nikel ANTM sebenarnya mengalami kenaikan. Namun, ANTM perlu berjuang menutup kehilangan 3,3% ekspor ore. "Sehingga sampai Juni pendapatan kita sama dengan tahun lalu," ucap Aloysius, Rabu, (1/7).
Di kuartal kedua 2014, ANTM membukukan pendapatan Rp 3,98 triliun atau turun 34,92% dibanding periode yang sama 2013. Sedangkan di kuartal pertama 2015, pendapatanANTM naik 24,34% dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 2,86 triliun.
Aloysius mengaku tak khawatir dengan fluktuasi nilai tukar. Pasalnya, ANTM mengekspor 70% hasil produksinya. Dengan biaya yang dikeluarkan dalam Rupiah dan pendapatan Dollar, ANTM pun mestinya mengalami untung kurs. Namun, nyatanya ANTM masih rugi kurs karena memeluk utang Dollar. Sehingga aset moneter ANTM pun kalah dengan utang Dollar yang dimiliki.
Aneka Tambang (Persero) Tbk (Antam) (ANTM) didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" tanggal 05 Juli 1968 dan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 5 Juli 1968. Kantor pusat ANTM berlokasi di Gedung Aneka Tambang, Jl. Letjen T.B. Simatupang No. 1, Lingkar Selatan, Tanjung Barat, Jakarta, Indonesia.
Pendapatan PT Antam diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968. Komoditas utama Antam adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit, feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama Antam adalah pengolahan dan pemurian logam mulia serta jasa geologi.
Pemegang saham pengendali Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah Pemerintah Republik Indonesia, dengan memiliki 1 Saham Preferen (Saham Seri A Dwiwarna) dan 65% di saham Seri B.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan ANTM adalah di bidang pertambangan berbagai jenis bahan galian, serta menjalankan usaha di bidang industri, perdagangan, pengangkutan dan jasa lainnya yang berkaitan dengan galian tersebut. Saat ini, Kegiatan utama Perusahaan meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan jasa pemurnian logam mulia. Di tahun 2014, Perusahaan akan mulai menjual komoditas baru chemical grade alumina (CGA) seiring dengan mulai beroperasinya pabrik pengolahan CGA di Tayan, Kalimantan Barat. Selain itu Antam juga tengah mengembangkan bisnis pembangkit tenaga listrik.
Pada tanggal 27 Nopember 1997, ANTM memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham ANTM (IPO) kepada masyarakat sebanyak 430.769.000 saham (Seri B) dengan nilai nominal Rp500,- per saham dan Harga Penawaran Perdana sebesar Rp1.400,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Nopember 1997.
Anak Perusahaan PT Antam
PT Indonesia Coal Resources (Indonesia)
PT Cibaliung Sumberdaya (Indonesia)
PT Gag Nikel (Indonesia)
Asia Pacific Nickel Pty., Ltd. (Australia)
PT Antam Resourcindo (Indonesia)
PT Borneo Edo International (Indonesia)
PT Mega Citra Utama (Indonesia)
PT Indonesia Chemical Alumina (Indonesia)
PT Antam Jindal Stainless Indonesia (Indonesia)
PT Logam Mulia (Indonesia)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.