Jumat, 26 Juni 2015

PT Bank Danamon Indonesia Tbk ( BDMN.JK ) - Akan Merevisi Target Pertumbuhan Kredit Mikro

Image result for PT Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk tengah mengkaji untuk menurunkan target pertumbuhan kredit di segmen mikro seiring dampak perlambatan ekonomi yang sudah merembet ke segmen ini.

Muliadi Rahardja, Wakil Direktur Utama Bank Danamon, mengatakan perseroan masih mengamati kondisi permintaan kredit untuk menghitung besaran perubahan target. "Kelihatannya memang ada penurunan demand ya," ungkapnya di Jakarta, Kamis (25/6).

Menurut Muliadi, perlambatan permintaan kredit mikro perseroan terutama terjadi di daerah yang memiliki basis produksi komoditas. Penurunan harga komoditas membuat pertumbuhan ekonomi di beberapa daerah seperti Kalimantan dan Sumatera turut melambat.

Menurut Muliadi, di awal tahun target pertumbuhan kredit mikro melalui unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) mencapai 9%. Adapun, per Maret 2015, total portofolio DSP mencapai Rp18,2 triliun, turun 9% secara tahunan.

Bisnis mencatat, sejak 2011, pertumbuhan kredit mikro Bank Danamon tidak pernah melampaui 15%. Sejak 2012, secara konsisten pertumbuhan kredit mikro Bank Danamon mengalami penurunan. Per Desember 2014, penyaluran kredit mikro turun 5% setelah pada 2013 tumbuh 5,85%. Adapun pada 2012 pertumbuhan kredit mikro mencapai 14,63%

Untuk menjaga tingkat pertumbuhan, Bank Danamon menggelar program undian berhadiah dengan total hadiah uang tunai mencapai Rp6 miliar. Muliadi mengatakan, program undian berlangsung dengan sistem poin yang dikumpulkan oleh pengusaha mikro DSP melalui program pinjaman baru, penambahan plafon, pembayaran tepat waktu, maupun referensi nasabah baru.





Catatan:

Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) didirikan 16 Juli 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Kantor pusat BDMN berlokasi di gedung Menara Bank Danamon, Jalan Prof. Dr. Satrio Kav. E4 No.6 Mega Kuningan, Jakarta. Saat ini (31/03/2015), BDMN memiliki 61 kantor cabang utama domestik, 1.283 kantor cabang pembantu domestik dan danamon simpan pinjam, 50 kantor cabang utama dan kantor cabang pembantu syariah.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Danamon (29/05/2015), antara lain: Asia Financial Indonesia Pte. Ltd (induk usaha) (67,37%) dan JPMCB – Franklin Templeton Investment Funds (6,83%). Dimana pemegang saham akhir dari Asia Financial Indonesia Pte. Ltd adalah Temasek Holding Pte. Ltd, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Singapura dan dimiliki oleh Kementerian Keuangan Singapura.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BDMN adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan dan melakukan kegiatan perbankan lainnya berdasarkan prinsip Syariah. BDMN mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah tersebut sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mulai melakukan kegiatan usaha mikro dengan nama Danamon Simpan Pinjam.

Selain itu, Bank Danamon juga menjalankan usaha diluar perbankan melalui anak usahanya, yakni bidang pembiayaan (Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dan PT Adira Quantum Multifinance) dan bidang asuransi (PT Asuransi Adira Dinamika).

Pada tanggal 24 Oktober 1989, BDMN memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BDMN (IPO) kepada masyarakat sebanyak 12.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp12.000,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 06 Desember 1989.

Sejarah

Bank Danamon didirikan pada tanggal 16 Juli 1956 dengan nama PT Bank Kopra Indonesia[2]. Pada tahun 1976 nama bank ini berubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia[2]. Bank ini menjadi bank pertama yang memelopori pertukaran mata uang asing pada tahun 1976[2]dan tercatat sahamnya di bursa sejak tahun 1989[2].

Pada tahun 1997, sebagai akibat dari krisis finansial di Asia, Bank Danamon mengalami kesulitan likuiditas dan akhirnya oleh pemerintah ditaruh di bawah pengawasan BPPN atau Badan Penyehatan Perbankan Nasional (dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan nama IBRA) sebagai Bank yang diambil alih Pemerintah (BTO - Bank Take Over)[2]. Pada tahun 1999, pemerintah melalui BPPN melakukan rekapitalisasiBank Danamon sebesar Rp 32 miliar dalam bentuk Surat Hutang Pemerintah (Government Bonds). Pada tahun yang sama, beberapa bank BTO akhirnya digabung menjadi satu dengan Bank Danamon sebagai salah satu bagian dari rencana restrukturisasi BPPN[2].

Pada tahun 2000, Bank Danamon kembali melebarkan sayapnya dengan menjadi bank utama dalam penggabungan 8 Bank BTO lainnya. Pada saat inilah Bank Danamon mulai muncul sebagai salah satu pilar ekonomi di Indonesia.

Pada 3 tahun berikutnya, Bank Danamon mengalami restrukturisasi besar-besaran mulai dari bidang manajemen, sumber daya manusia,organisasi, sistem informasi, anggaran dasar dan logo perusahaan. Usaha keras yang dilakukan ini akhirnya berbuah hasil dalam membentuk pondasi dan infrastruktur bagi Bank Danamon dalam tujuannya untuk meraih pertumbuhan yang maksimal berdasarkan transparansi kerja,tanggung jawab kepada masyarakat, integritas sebagai salah satu pilar ekonomi di Indonesia dan sikap profesional dalam menjalankan tugasnya sebaga salah satu bank terbesar di Indonesia (atau lebih dikenal dengan istilah TRIP).

Pada tahun 2003, Bank Danamon diambil alih mayoritas kepemilikan sahamnya oleh konsorsium Asia Finance Indonesia[2] --- di bawah kendali Temasek Holdings. Dengan hadirnya manajemen baru, maka dicanangkanlah penata ulangan model bisnis dan strategi usaha Bank Danamon dalam usahanya untuk terus melakukan perubahan total dalam disain yang sudah dirancang untuk menjadikan Bank Danamon sebagai salah satu bank nasional terkemuka di Indonesia dan bank pemain utama di kawasan Asia.

Sejak tahun 2008, Bank Danamon yang kemudian dikenal dengan nama Danamon mulai menggerakan masyarakat Indonesia lewat kampanye "Untuk Anda, Bisa". Bahkan sejak 2010, Danamon meluncurkan program Semangat Bisa. Musim 1 dari Semangat Bisa ditayangkan oleh Trans 7 serta dipandu oleh Pandji Pragiwaksono dan Musim 2 ditayangkan oleh Global TV serta dipandu oleh Soraya Hylmi.

Anak perusahaan[sunting | sunting sumber]

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) 95%
PT Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance) 90%
PT Adira Quantum Multifinance (Adira Kredit) 99%

Per 31 Maret 2013[1]



saham . bursajske

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.