Senin, 29 Juni 2015

Peroyeksi Kinerja Emiten Properti Setelah Pemangkasan Kebijakan LTV

Image result for Kebijakan LTV

Pelonggaran aturan uang muka (loan to value/LTV)  kredit pemilikan rumah (KPR) oleh Bank Indonesia dipercaya akan mendorong demand terhadap properti di Indonesia tetapi dampakya terbatas kepada konsumen pemebeli pertama rumah murah hunian (apartemen di bawah 70 m2). Uang muka properti jenis ini turun jadi 10% dari sebelumnya 20%. 

Sedangkan dampak demand terhadap hunian properti menengah atas akan menjadi ciut karena pengembang sudah siap dengan tawaran skema pembayaran lunak uang muka selama 24 -36 kali sejak awal tahun 2014. Hal ini untuk mengatasi aturan uang muka pada aturan sebelumnya. 

Sedangkan demand properti untuk spekulasi investasi diperkirakan tidak ada masalah karena masalah larangan finansial bukan penentu demand bagi beberapa konsumen.ta 

Lebih signifikan adalah pengumuman rencana pemerintah mengizinkan orang asing membeli aset properti di Indonesia, meskipun dibatasi hanya pada properti hunian bertingkat. Percepatan aturan ini akan menolong emiten properti seperti Pakuwon Jati PWON , Lippo Karawaci LPKR , Agung Podomoro APLN  dan Ciputra Property CTRP  mencapai target marketing sales tahun 2015, kecuali ada penundaan penerbitan regulasi tersebut. 

Agen properti menyatakan konsumen potensial menjadi lebih selektif saat membeli properti karena perlambatan pertumbuhan ekonomi serta harga jual yang turun di pasar sekunder. Sebagai contoh, apartemen siap huni Mall of Indonesia yang berlokasi di Kelapa Gading menawarkan harga sangat menarik Rp18,9 juta per m2 vs 31,4 per m2 pada proyek baru yang digarap oleh Agung Sedayu dilokasi berdekatan. 

Hal yang sama pada harga second apartemen Green Pramuka dan apartemen Taman Anggrek dapat dibeli dengan harga diskon Rp15 juta hingga Rp21 juta per m2. Harga ini tergolong di bawah apartemen baru di lokasi berdekatan. "Turunnya harga properti di pasar sekunder sebagai tantangan bagi developert untuk menaikkan harga jual di masa yang akan datang," kata Analis PT Indo Premier Securities, Natalia Sutanto dalam risetnya, Jumat pekan lalu. 

Menurutnya PWON dan ASRI  sekarang sebagai saham-saham top picks karena diyakini 2 emiten ini tampak lebih mendekati target estimasi laba dan marketing sales tahun 2015 dibanding emiten properti lain seperti BSDE  dan Ciputra Development CTRA  meskipun  tanpa dampak positif regulasi baru. 

Kata dia, PWON disukai dengan recurring revenue dari tingkat hunian apartemen disamping penjualan yang berasal dari pengembangan proyek yang sudah siap. Sedangkan ASRI, diperkirakan mampu meraih pertumbuhan laba yang kuat didukung oleh penjualan lahan pada 2014 dan valuasi saham yang atraktif dengan PER 8,9 kali di tahun 2015 atau diskon 71% terhadap RNAV.  




saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.