Kamis, 02 Juli 2015

Inflasi Juni 2015 Rendah Mencerminkan Daya Beli Masyarakat Melemah

Image result for dayabeli masyarakat lemah

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo memandang angka inflasi pada Juni 2015 yang tercatat sebesar 0,54 persen atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun lalu terjadi dikarenakan adanya pelemahan daya beli masyarakat.

"Saya melihat pengaruh daya beli masyarakat melemah itu mungkin ada," kata Agus, ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (1/7/2015).

Kendati demikian, Agus berpendapat bahwa daya beli masyarakat harus dijaga di semester II-2015. Pasalnya, konsumsi masyarakat menjadi motor dalam menggerakkan perekonomian nasional. Seperti diketahui, saat ini ekonomi Indonesia sedang mengalami kelesuan, tercatat dari realisasi pertumbuhan ekonomi pada semester I-2015 hanya 4,9 persen.

"Harus dijaga di semester II-2015. Kami harapkan bisa mengompensasi pertumbuhan ekonomi semester I-2015. kelihatannya Januari sampai Juni pertumbuhan ekonomi belum terlalu menggembirakan. Jadi, saya harap peran konsumsi pemerintah, investasi, itu bisa terbantu di semester II-2015," terang Agus.

Untuk mendorong konsumsi masyarakat tersebut, setidaknya BI telah melonggarkan kebijakan loan to value (LTV) untuk kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB). Kebijakan ini diharapkan mampu mendorong tingkat konsumsi. Meski demikian, Agus belum dapat menyebutkan seberapa besar kontribusi kebijakan itu.

"Saya belum dapat angka terakhir, tetapi dampaknya nanti baru terasa di semester II-2015 dan yang lebih full pada 2016," jelas dia.

Dari sisi pemerintah, untuk menggenjot daya beli masyarakat, per 1 Juli 2015 sudah mulai diterapkan kenaikan besaran kenaikan tidak kena pajak (PTKP) menjadi Rp36 juta per tahun. Atau dengan kata lain, masyarakat yang berpenghasilan Rp3 juta per bulan dibebaskan pajaknya.

"BI turunkan LTV untuk kendaraan bermotor dan kredit KPR. Kami dengan dukungan Komisi XI DPR, menaikkan PTKP per 1 Juli. Maka sebagian besar dari kita sudah naik daya belinya dari Rp24 juta menjadi Rp36 juta, untuk pekerja yang single. Ini bagian upaya kami," tegas Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. 
ABD



0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.