Rabu, 27 Mei 2015

PT Eagle High Plantation Tbk ( BWPT.JK ) - Saham Melonjak Karena Issue Akusisii


Harga saham perusahaan kelapa sawit PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) melonjak selama dua hari berturut turut menjadi Rp366 pada jeda perdagangan hari ini. Pergerakan saham BWPT dipicu oleh kabar bahwa Cargill, perusahaan perkebunan multinasional, akan mengakuisisi perusahaan yang dulu bernama BW Plantations itu.

Harga saham BWPT pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini naik 6,09 persen dari Rp345 pada penutupan kemarin. Sebelumnya, saham BWPT sudah naik 13,86 persen dibanding penutupan pekan lalu.

Broker beli bersih (net buy) terhadap saham BWPT adalah Mandiri Sekuritas (CC), yang membeli  sebanyak 153.565 lot senilai Rp5,6 miliar. Nilai beli bersih CC mewakili 10,69 persen dari nilai transaksi saham BWPT pada hari ini sebesar Rp52,4 miliar.

Broker beli bersih lainnya adalah RHB OSK Nusadana Securities (DR), dengan net buy Rp3,7 miliar untuk pembelian 101.386 lot saham BWPT.

Manajemen BWPT mengaku tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi

"Sampai saat ini perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu," kata Corporate Secretary BWPT Rudy Suhendra dalam keterbukaan informasi 26 Mei 2015.

Sementara itu, perseroan akan melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa (RUPST dan RUPSLB) pada 25 Juni 2015. Salah satu agenda dalam RUPSLB adalah penggantian manajemen perseroan. Tidak ada agenda persetujuan terhadap aksi korporasi lainnya.

Hingga saat ini, Grup Rajawali memegang mayoritas saham BWPT dengan porsi kepemilikan 65,54 persen. Grup Rajawali, yang dikendalikan oleh taipan Peter Sondakh, mengambil alih kepemilikan BWPT sejak rights issue perseroan senilai Rp10,75 triliun pada akhir tahun lalu.

Berkaitan dengan rumor Cargill akan mengakuisisi BWPT, manajemen Rajawali enggan memberi komentar. 






Catatan:


Cargill di Indonesia

Kegiatan bisnis kami di Indonesia dimulai pada tahun 1974 dengan mendirikan pabrik pakan ternak skala kecil di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat. Selama bertahun-tahun kami menikmati pertumbuhan yang substansial, dan saat ini kami mempekerjakan lebih dari 26.000 karyawan. Berkantor pusat di Jakarta, kami memiliki sejumlah kantor, pabrik dan fasilitas di seluruh Indonesia.

Produk & Jasa

Ekspansi kami meliputi pengumpulan, pemrosesan, penanganan, pengiriman dan pemasaran beragam produk pertanian, makanan dan energi serta jasa terkait termasuk:

Pakan Ternak
Kakao
Biji-bijian& Minyak Nabati
Minyak Kelapa Sawit
Gula

Informasi Yang Berkaitan

Cargill, perusahaan raksasa multinasional asal Amerika Serikat, membuka pabrik pengolahan biji kakao di Gresik, Jawa Timur. Perusahaan di bidang bahan makanan, peternakan, pertanian, dan perdagangan ini melihat potensi yang ada di Indonesia hanya bisa dikembangkan apabila mengawinkan prinsip keberlanjutan dalam setiap bisnis yang dilakukan.Cargill telah beroperasi di Indonesia sejak 40 tahun yang lalu atau sejak tahun 1974. Perusahaan keluarga yang belum masuk ke pasar modal ini akan berusia 150 tahun pada tahun depan. Perusahaan ini didirikan oleh William W Cargill tahun 1865 di Iowa, Amerika Serikat. Putri tertua Cargill, Edna, menikah dengan John MacMillan, salah seorang karyawan Cargill. Sejak itu, perusahaan ini menjadi milik keluarga Cargill-MacMillan dan berkantor pusat di Minnetonka, Minnesota.

Saat ini Cargill telah beroperasi di 67 negara di seluruh dunia. Menurut Presiden & CEO Cargill, David W MacLannen, Indonesia termasuk yang menjadi fokus perhatian untuk pertumbuhan bisnis Cargill. Berikut petikan wawancara dengan MacLannen.

Bagaimana posisi Indonesia di dalam bisnis Cargill?

Potensi Indonesia sangat menjanjikan. Kedatangan saya saat ini adalah yang kedua kalinya dalam dua tahun terakhir. Saya perkirakan, saya akan lebih sering datang ke Indonesia karena pengembangan bisnis Cargill akan lebih banyak lagi di Indonesia. Saat ini pertumbuhan bisnis Cargill di Indonesia termasuk yang lima terbesar. Aset kami di Indonesia termasuk dalam 10 besar. Jika melihat ke belakang, kami telah menanamkan 700.000 dollar AS atau Rp 8,4 triliun selama tiga tahun terakhir. Ke depan kami sudah memutuskan untuk menginvestasikan lagi 1 miliar dollar AS atau Rp 12 triliun untuk tiga-empat tahun mendatang.

Bagi kami, Indonesia sangat penting. Dengan jumlah populasinya yang besar, daya beli yang kuat, pertumbuhan ekonomi yang baik, ditambah dengan antusiasme rakyat terhadap pemerintahan baru, kami yakin investasi kami akan berkembang baik juga.

Bisnis apa yang akan dikembangkan?

Tahun ini kami meresmikan pabrik pengolahan kakao di Gresik, Jawa Timur. Kapasitas pabrik di Gresik ini akan menjadi produsen kakao ketiga terbesar di dunia. Investasi yang kami tanamkan di pabrik ini sebesar 100 juta dollar AS atau Rp 1,2 triliun dengan kapasitas awal 70.000 metrik ton per tahun.

Kami juga tertarik mengembangkan peternakan ayam di Indonesia. Selain untuk memenuhi kebutuhan domestik, hasil ternak ini juga akan kami ekspor ke Jepang. Kami melihat ada peluang untuk memasok ayam ke Jepang setelah ditemukan banyak persoalan dengan pasokan ayam dari Tiongkok.

Di pasar domestik, kebutuhan juga meningkat. Menurut statistik yang kami peroleh, kebutuhan daging ayam meningkat dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir. Terjadi pergeseran dalam gaya hidup masyarakat. Mereka mengurangi konsumsi nasi dan gandum, dan mulai beralih ke daging.

Dalam bisnis peternakan ayam, kami sudah mempunyai pengalaman yang cukup lama. Bisnis ini sudah kami kembangkan dengan baik di Thailand, Rusia, Amerika Tengah, dan Inggris.

Anda juga berbisnis di bidang minyak sawit. Saat ini banyak isu-isu lingkungan dikaitkan dengan perkebunan kelapa sawit. Bagaimana menghadapi masalah ini?

Pada waktu-waktu lalu, Pemerintah Indonesia memang sangat membatasi investasi asing, terutama yang berkaitan dengan kelapa sawit. Namun, kami sudah lama sekali berkecimpung di bisnis ini, dan perusahaan kami bisa dijadikan contoh oleh Pemerintah Indonesia dan investor lain yang ingin terjun ke kelapa sawit.

Untuk kelapa sawit, kami menitikberatkan keberlanjutan di semua dimensi. Cargill telah membangun rantai pasok yang menekankan keberlanjutan. Untuk mencapainya, Cargill harus bekerja sama dengan pemasok, konsumen, komunitas sekitar, pemerintah, LSM, dan perusahaan lainnya.

Dalam Climate Summit PBB September lalu, Cargill telah menyatakan kembali komitmennya, yaitu tidak melakukan penebangan hutan untuk perkebunan kelapa sawit. Kami juga sudah mengadopsi Roundtable on Sustainable Palm Oil tahun 2004. Lalu, bersama dengan Kadin Indonesia dan perusahaan-perusahaan kelapa sawit lainnya, kami ikut menandatangani Indonesia Palm Oil Pledge, komitmen untuk terus menjaga keberlanjutan di Indonesia. Upaya yang sama juga kami lakukan di Brasil untuk kedelai serta di Afrika untuk kapas dan kakao.

Dari berbagai bisnis yang Anda geluti, bisnis mana yang memberikan kontribusi lebih untuk perusahaan Anda?

Itu pertanyaan yang tidak mudah. Sama saja saya ditanya anak mana yang paling saya sayangi. Pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1974, bisnis kami adalah pakan ternak. Bisnis yang terbaru saat ini adalah kakao dan cokelat. Kami juga sudah mapan di bidang kelapa sawit.

Sekarang kami melihat begitu banyak potensi yang bisa dikembangkan, termasuk mengembangkan bisnis industri ternak ayam. Yang pasti, jika kami melihat bisnis itu tidak mempunyai kesempatan untuk tumbuh, tidak menguntungkan, serta tidak bisa dipertanggungjawabkan untuk lingkungan dan masyarakat, kami tidak akan terjun ke sana.

Contohnya, kami pernah terjun di bisnis tepung terigu di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi akhirnya kami jual. Sekarang kami sangat optimistis dengan semua bisnis yang kami garap. Produk kami kini telah memenuhi pasar domestik dan pasar dunia.




































Catatan:

Eagle High Plantations Tbk (sebelumnya bernama BW Plantation Tbk) (BWPT) didirikan 06 Nopember 2000 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004. Kantor pusat Eagle High Plantations Tbk terletak di Menara Batavia Lantai 22, Jalan K.H. Mas Mansyur Kav. 126, Jakarta 10220.

Pabrik pengolahan kelapa sawit BWPT dan anak usaha berada di Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kotawaringin Tengah, Propinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan perkebunan anak usaha berlokasi di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat, Propinsi Kalimantan Tengah; Kabupaten Kutai dan Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur; dan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Eagle High Plantations Tbk adalah PT Rajawali Capital International (65,54%).

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BWPT terutama meliputi bidang industri dan pertanian. BWPT dan anak usaha menjalankan kegiatan usaha meliputi pengembangan perkebunan, pertanian, perdagangan, pengolahan hasil perkebunan dan lain-lain. Produk yang dihasilkan mencakup produk hasil kelapa sawit antara lain minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (kernel).

Pada tanggal 19 Oktober 2009, BWPT memperoleh pernyataan efektif dari Menteri Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BWPT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.211.009.000 dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp550,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 27 Oktober 2009.


saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.