Senin, 25 Mei 2015

PT Krakatau Steel Tbk ( KRAS.JK ) - Krakatau Osaka Steel ( PT KOS ) Akan Mulai Beroperasi Pada Tahun 2016



PT Krakatau Steel Tbk terus menyiapkan pabrik untuk mengisi kekurangan pasokan baja konstruksi. Bersama dengan Osaka Steel Co,Ltd dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) join membangun pabrik baja konstruksi di Cilegon. Pabrik senilai US$ 200 juta ini ditargetkan rampung Oktober 2016.

Adapun pembangunan pabrik dilakukan oleh perusahaan joint venture keduanya, yaitu PT Krakatau Osaka Steel (KOS). Jika terealisasi, kapasitas produksi baja perusahaan ditargetkan mencapai 500.000 ton per tahun. Junji Uchida, President Director Osaka Steel Co, Ltd bilang, Indonesia butuh banyak baja konstruksi untuk memenuhi proyek infrastruktur.

"Pemerintah menggelar proyek infrastruktur yang butuh baja dari kami," kata Junji usai menemui Menteri Perindustrian, Kamis malam (21/5).

Perlu diketahui, 80% saham PT KOS dimiliki Osaka Steel. Kemudian 20% sisanya dimiliki KRAS. Pabrik yang dibangun nantinya memproduksi baja tulangan untuk konstruksi properti, gedung, jalan maupun jembatan. Junji menyebutkan, pabrik baja ini untuk melayani pasar Indonesia. Namun, tak menutup kemungkinan KOS mengekspor produk bajanya.

Di kesempatan yang sama, I Gusti Putu Suryawirawan, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika Kementerian Perindustrian, menyambut baik rencana pembangunan pabrik baja KOS di Cilegon.

Menurut dia, kebutuhan baja untuk konstruksi sangat besar, terutama untuk proyek besar seperti Mass Rapid Transit (MRT) dan monorel. "Mereka ini (Osaka Steel) punya keahlian bikin baja konstruksi termasuk baja untuk proyek MRT," kata Putu.

Meski Indonesia membutuhkan baja konstruksi, Kementerian Perindustrian sempat menolak permintaan keringanan pajak (tax holiday) yang diajukan PT KOS. "Mereka belum penuhi kriterianya. Sebab, mereka bangun pabrik belum terintegrasi, dan tidak untuk ekspor," jelas Putu.

Putu menyebutkan, PT KOS berorientasi untuk menggarap pasar dalam negeri ketimbang melakukan ekspor. Jika proyek ini selesai, diharapkan pabrik baja ini bisa menjadi solusi bagi kontraktor untuk ikut tender konstruksi. Dengan memakai produk dalam negeri, kontraktor bisa leluasa ikut tender yang punya syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN).

Meski demikian, Putu menjelaskan, PT KOS berencana mencoba mengajukan keringanan pajak dalam bentuk tax allowance. "Namanya saja insentif. Fasilitas ini memang disediakan untuk investor," kata Putu.























Catatan:

PT Krakatau Steel adalah perusahaan baja terbesar di Indonesia. BUMNyang berlokasi di Cilegon, Banten ini berdiri pada tanggal 31 Agustus 1970. Produk yang dihasilkan adalah baja lembaran panas, baja lembaran dingin, dan baja batang kawat. Hasil produk ini pada umumnya merupakan bahan baku untuk industri lanjutannya.

Sejarah Singkat

Di suatu masa pada 1960, Presiden Soekarno mencanangkan Proyek Besi Baja Trikora untuk meletakkan dasar industri nasional yang tangguh. Sepuluh tahun kemudian tepatnya 31 Agustus 1970, berdirilah PT Krakatau Steel(Persero) yang memanfaatkan kembali peralatan-peralatan dari proyek itu yang berbentuk pabrik kawat baja, pabrik baja tulangan dan pabrik baja profil. ada 1977, Presiden Suharto meresmikan mulai beroperasinya produsen baja terbesar di Indonesia itu.

Perkembangan Krakatau Steel sebagai perusahaan yang bergerak di bidangindustri baja berlangsung cukup maju. Dalam kurun waktu kurang dari sepuluh tahun, Perseroan sudah menambah berbagai fasilitas produksi seperti Pabrik Besi Spons, Pabrik Billet Baja, Pabrik Batang Kawat, serta fasilitas infrastruktur berupa pusat pembangkit listrik, Pusat Penjernihan Air, pelabuhan khusus Cigading dan sistem telekomunikasi. Dengan perkembangan ini, PT Krakatau Steel (Persero) menjadi satu-satunya perusahaan baja yang terpadu di Indonesia.

Tidak berhenti di sana, Perseroan terus mengembangkan produksi berbagai jenis baja untuk bermacam keperluan, seperti baja lembaran panas, baja lembaran dingin dan batang kawat. Saat ini, Krakatau Steel memiliki kapasitas produksi baja kasar sebesar 2,45 juta ton per tahun untuk mendukung produksi baja tersebut. Dan dengan sepuluh anak perusahaan Krakatau Steel sanggup mendiversifiasi usahanya pada usaha-usaha penunjang yang menghasilkan berbagai produk baja bernilai tambah tinggi (seperti pipa spiral, pipa ERW, baja tulangan, baja profil), meyediakan industri utilitas (air bersih, tenaga listrik), industri infrastruktur (pelabuhan, kawasan industri), industri jasa teknik (konstruksi, rekayasa), teknologi informasi, serta menyediakan layanan kesehatan (rumah sakit). Produk- produk baja Krakatau Steel ini tak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan baja nasional, tetapi juga dipasarkan secara internasional.

Kemampuan teknis Krakatau Steel yang tinggi sudah diakui menurut standar internasional sejak dahulu kala. Bahkan pada 1973 Perseroan sudah memperoleh Sertifikat ASTM A252 dan AWWA C200, serta pada 1977 memperoleh Sertifiat API 5L untuk produksi pipa spiral. Sertifikat ISO 9001 diperoleh PT Krakatau Steel (Persero) pada 1993 dan telah ditingkatkan menjadi ISO 9001:2000 pada 2003. Sementara itu, SGS internasional memberikan Sertifiat ISO 14001 pada 1997 atas komitmen Perseroan pada kesadaran lingkungan dan keselamatan kerja.

Pada 10 November 2010, di tengah kondisi pasar yang masih bergejolak, PT Krakatau Steel (Persero) berhasil menjadi perusahaan terbuka dengan melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 2011, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. membukukan pendapatan bersih sebesar Rp17,9 triliun dan laba bersih Rp 1,02 triliun. Pada tahun 2011, Perseroan dan anak perusahaan dengan aset senilai Rp21,5 triliun memiliki 8.023 orang karyawan. [1]

Pada 26 November 2014, Krakatau Steel meresmikan pabrik pipa baja kedua milik anak perusahaannya PT KHI Pipe Industry di Cilegon, Jawa Barat,[2]. Dengan beroperasinya pabrik baru ini, PT KHI bakal menjadi produsen pipa baja terbesar di Indonesia, pabrik ini fokus membuat pipa baja untuk sektor industri minyak dan gas (migas).

Proses Produksi

Proses produksi baja di PT Krakatau Steel dimulai pada pabrik pembuatan besi yang menggunakan proses reduksi langsung bijih besi dengan gas alam. Hasil produksi yang berupa besi spons ini selanjutnya dilebur bersama dengan besi bekas (scrap) pada proses pembuatan baja yaitu pabrik baja slab dan pabrik baja billet. Proses pembuatan baja tersebut menggunakan teknologi dapur busur listrik yang dilanjutkan dengan proses pengecoran kontinu menjadi baja slab dan baja billet.

Baja slab dicanai dalam kondisi panas pada pabrik baja lembaran canai panas menjadi baja lembaran panas berupa coil, strip, maupun pelat. Sebagian baja lembaran panas ini langsung dijual ke konsumen atau diproses lebih lanjut di fasilitas produksi lainnya yaitu pabrik baja lembaran canai dingin. Pabrik ini menghasilkan produk baja lembaran dingin berupa baja lembaran panas yang dipickling, maupun baja lembaran dingin dengan perlakukan anil atau temper. Produk baja lembaran yang dihasilkan bisa berupa coil maupun sheet.

Baja billet yang dihasilkan sebagian dijual ke konsumen namun pada umumnya diproses lebih lanjut di pabrik baja batang kawat menjadi batang kawat.


http://industri.kontan.co.id/news/pabrik-krakatau-osaka-steel-beroperasi-2016

saham . bursajkse




0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.