Jumat, 22 Mei 2015

PT Samindo Resources Tbk ( MYOH.JK ) - Membangun PLTU, Fokus Dalam Bisnis Pembangkit Listrik

Image result for PT Samindo Resources Tbk

Harga batubara yang belum juga menanjak membuat perusahaan jasa pertambangan, PT Samindo Resources Tbk (MYOH) fokus masuk bisnis pembangkit listrik. Harapannya, akan ada pundi-pundi pendapatan baru selain menjual jasa tambang.

Penurunan harga batubara selama beberapa tahun terakhir mendorong Samindo melakukan diversifikasi usaha, yakni masuk bisnis kelistrikan yang memiliki potensi besar di masa datang.

Total kapasitas terpasang pembangkit listrik nasional pada akhir tahun 2014 mencapai 49.000 MW. Diproyeksikan akan ada 59.500 MW tambahan kapasitas pembangkit listrik hingga 2022.

Bila ditotal, untuk menghasilkan 59.500 MW, investasi yang mesti dikucurkan sebesar USD125,2 miliar. Dari porsi tersebut, sekitar USD54,1 miliar merupakan porsi pembangkit swasta independent power producer (IPP).

Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN hingga 2019 menunjukan pembangunan pembangkit akan didominasi oleh IPP.

MYOH akan membangun PLTU dengan kapasitas dibawah 100 MW, dan perusahan akan membangun dengan dana sendiri. Sebaliknya jika harus membangun PLTU dengan kapasitas diatas 100 MW, maka perusahaan akan mencari partner.

Nantinya, peran Samindo Resources bila harus melakukan patnership dalam pembangunan itu akan menyesuaikan dengan pengalaman selama ini dibidang pertambangan batubara, yakni melakukan penambangan, pengangkutan, dan pengadaan bahan baku batubara.

Semakin besar kapasitas pembangkit listrik yang akan dibangun, akan semakin efisien. Hanya saja, perusahaan masih perlu belajar untuk mengendalikan dan mengelola PLTU dengan kapasitas besar.

Opsi lain adalah melakukan akuisisi tambang yang di dalamnya sudah ada pembangkit listrik. Nantinya, proyek listrik dan tambang akan disinergikan. Namun, saat ini pihaknya masih mencari lokasi yang tepat.

Hingga kuartal I-2015, MYOH sama sekali belum melakukan realisasi investasi pembelian alat berat. Padahal secara total, pada 2015 ini, MYOH mengalokasikan belanja modal USD7,5 juta. Belanja modal pada tahun ini tidak sebesar belanja modal pada tahun-tahun sebelumnya. Sebab selama tiga tahun terakhir ini, Perseroan telah banyak melakukan investasi dalam pembelian alat berat.

Sampai akhir Maret 2015 MYOH mencatatkan pendapatan Rp55,99 miliar, dengan pencapaian laba bersih sebesar Rp6,8 miliar.









Catatan:

Samindo Resources Tbk (dahulu Myoh Technology Tbk) (MYOH) didirikan dengan nama PT Myohdotcom Indonesia tanggal 15 Maret 2000 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 2000. Kantor pusat MYOH berdomisili di Menara Mulia lantai 16, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 9-11 Jakarta 12930 sedangkan Anak Usaha berlokasi di Desa Batu Kajang, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Propinsi Kalimantan Timur.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham MYOH, antara lain: Samtan Co. Ltd (59,11%) dan Favor Sun Investments Limited (15,12%).

Induk usaha dan induk usaha terakhir Samindo Resources Tbk adalah Samtan Co. Ltd.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MYOH adalah bergerak dalam bidang investasi, pertambangan batubara serta jasa pertambangan (sejak tahun 2012). Saat ini, kegiatan usaha utama Samindo adalah sebagai perusahaan investasi. Kemudian melalui anak usaha Samindo menjalankan usaha, yang meliputi: jasa pemindahan lahan penutup, jasa produksi batubara, jasa pengangkutan batubara dan jasa pengeboran batubara.

Pada tanggal 30 Juni 2000, MYOH memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MYOH (IPO) kepada masyarakat sebanyak 150.000.000 dengan nilai nominal Rp25,- per saham dengan harga penawaran Rp150,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES) (sekarang Bursa Efek Indonesia / BEI) pada tanggal 30 Juli 2000.


saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.