Kamis, 28 Mei 2015

PT Bank Mandiri Tbk ( BMRI.JK ) - Dukung Pemerintah Longgarkan Aturan Kredit Rumah



PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menyatakan pihaknya mendukung rencana pemerintah melonggarkan aturan loan to value (LTV). Dia menilai langkah tersebut bisa menstabilkan pertumbuhan kredit sektor properti yang kini melambat.

Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Bank Indonesia (BI) tengah mempersiapkan revisi aturan pelonggaran ketentuan uang muka kredit pembelian rumah atauLTV.

"LTV kita sambut baik. Ini inisiatif regulator untuk melonggarkan LTV untuk rumah pertama," papar Consumer Director Banking Bank Mandiri Hery Gunadi saat ditemui di Hotel Ritz Calton, Rabu (27/5/2015).

Dia mengatakan, seyogianya pemerintah memang harus membantu masyarakat yang ingin membeli rumah pertama sebagai salah satu dari kebutuhan primer.

"Rumah pertama penting. Kebutuhan rumah di Indonesia tinggi banget. Tahun kemarin backlogrumah sekira 15 juta akan tambah lagi 15 juta di 10 tahun akan datang, sementara suplainya ngga sebanyak itu," tuturnya.

Lebih lanjut dia berharap aturan tersebut bisa mendorong sektor properti yang tengah mengendur.

"Kalau untuk rumah kedua dan ketiga masih ada risiko, oleh karena itu untuk investasi. Mungkinview-nya regulator mungkin belum karena keluhan kondisi perbankan saat ini," kata dia.



































Catatan:

PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk. (IDX:BMRI ) adalah bank yang berkantor pusat di Jakarta,[6] dan merupakan bank terbesar di Indonesia dalam hal aset, pinjaman, dan deposit. Bank ini berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo), digabungkan[7] ke dalam Bank Mandiri.

Kantor pusat Bank Mandiri berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36 – 38 Jakarta Selatan. Saat ini, Bank Mandiri mempunyai 12 kantor wilayah domestik, 74 kantor area, dan 1.080 kantor cabang pembantu, 897 kantor mandiri mitra usaha, 261 kantor kas dan 6 cabang luar negeri yang berlokasi di Cayman Islands, Singapura, Hong Kong, Dili Timor Leste, Dili Timor Plaza dan Shanghai (Republik Rakyat Cina).

Pemegang saham pengendali Bank Mandiri adalah Negara Republik Indonesia, dengan persentase kepemilikan sebesar 60%.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan BMRI adalah melakukan usaha di bidang perbankan.
Pada tanggal 23 Juni 2003, BMRI memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham BMRI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 4.000.000.000 saham Seri B dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp675,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 14 Juli 2003.

Pada Bank Mandiri terdapat 1 lembar Saham Seri A Dwiwarna yang dipegang Pemerintah Negara Republik Indonesia. Saham Seri A Dwiwarna adalah saham yang memberikan hak-hak preferen kepada pemegangnya untuk menyetujui penembahan modal, pengangkatan dan pemberhentian Komisaris dan Direksi, perubahan anggaran dasar, penggabungan, peleburan, pengambilalihan, likuidasi dan pembubaran.

Sejarah

Pra-penggabungan

Sejarah keempat Bank (BBD, BDN, Bank Exim, dan Bapindo) tersebut sebelum bergabung menjadi Bank Mandiri, dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat bank nasional tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan Indonesia, dan masing-masing telah memainkan peranan yang penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia.

Bank Dagang Negara

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bank Dagang Negara

Bank Dagang Negara merupakan salah satu bank tertua di Indonesia. Sebelumnya Bank Dagang Negara dikenal sebagai Nederlandsch Indische Escompto Maatschappij yang didirikan di Batavia (Jakarta) pada tahun 1857. Pada tahun 1949 namanya berubah menjadi Escomptobank NV. Selanjutnya, pada tahun 1960 Escomptobank dinasionalisasi dan berubah nama menjadi Bank Dagang Negara, sebuah Bank pemerintah yang membiayai sektor industri dan pertambangan.

Bank Bumi Daya

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bank Bumi Daya

Bank Bumi Daya didirikan melalui suatu proses panjang yang bermula dari nasionalisasi sebuah perusahaan Belanda De Nationale Handelsbank NV, menjadi Bank Umum Negara pada tahun 1959. Pada tahun 1964, Chartered Bank (sebelumnya adalah Bank milik Inggris) juga dinasionalisasi, dan Bank Umum Negara diberi hak untuk melanjutkan operasi Bank tersebut. Pada tahun 1965, bank umum negara digabungkan ke dalam Bank Negara Indonesia dan berganti nama menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV beralih menjadi Bank Bumi Daya.

Bank Ekspor Impor Indonesia

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bank Ekspor Impor Indonesia

Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim) berawal dari perusahaan dagang Belanda N.V. Nederlansche Handels Maatschappij yang didirikan pada tahun 1842 dan mengembangkan kegiatannya di sektor perbankan pada tahun 1870. Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan ini pada tahun 1960, dan selanjutnya pada tahun 1965 perusahan ini digabung dengan Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II. Pada tahun 1968 Bank Negara Indonesia Unit II dipecah menjadi dua unit, salah satunya adalah Bank Negara Indonesia Unit II Divisi Expor – Impor, yang akhirnya menjadi BankExim, bank Pemerintah yang membiayai kegiatan ekspor dan impor.

Bank Pembangunan Indonesia

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bank Pembangunan Indonesia

Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) berawal dari Bank Industri Negara (BIN), sebuah Bank Industri yang didirikan pada tahun1951. Misi Bank Industri Negara adalah mendukung pengembangan sektor – sektor ekonomi tertentu, khususnya perkebunan, industri, dan pertambangan. Bapindo dibentuk sebagai bank milik negara pada tahun 1960 dan BIN kemudian digabung dengan Bank Bapindo. Pada tahun 1970, Bapindo ditugaskan untuk membantu pembangunan nasional melalui pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang pada sektor manufaktur, transportasi dan pariwisata.

Pasca-penggabungan

Logo lama Bank Mandiri (Oktober 1998 - Januari 2008)

Bank Mandiri dibentuk pada 2 Oktober 1998, dan empat bank asalnya efektif mulai beroperasi sebagai bank gabungan pada pertengahan tahun 1999.

Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi.

Salah satu pencapaian penting adalah penggantian secara menyeluruh platform teknologi. Bank Mandiri mewarisi sembilan sistem perbankan dari keempat '''legacy banks'''. Setelah investasi awal untuk konsolidasi sistem yang berbeda tersebut, Bank Mandiri mulai melaksanakan program penggantian platform yang berlangsung selama tiga tahun, dimana program pengganti tersebut difokuskan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi di segmen '''retail banking'''.

Pada saat ini, infrastruktur teknologi informasi Bank Mandiri sudah mampu melakukan pengembangan '''e-channel''' & produk retail dengan '''Time to Market''' yang lebih baik.

Dalam proses penggabungan dan pengorganisasian ulang tersebut, jumlah cabang Bank Mandiri dikurangi sebanyak 194 buah dan karyawannya berkurang dari 26.600 menjadi 17.620. Direktur Utamanya yang pertama adalah Robby Djohan. Kemudian pada Mei 2000, posisi Djohan digantikan ECW Neloe. Neloe menjabat selama lima tahun, sebelum digantikan Agus Martowardojo sebagai Direktur Utama sejak Mei 2005. Neloe menghadapi dugaan keterlibatan pada kasus korupsi di bank tersebut.

Pada Maret 2005, Bank Mandiri mempunyai 829 cabang yang tersebar di sepanjang Indonesia dan enam cabang di luar negeri. Selain itu, Bank Mandiri mempunyai sekitar 2.500 ATM dan tiga anak perusahaan utama yaitu Bank Syariah Mandiri, Mandiri Sekuritas, dan AXA Mandiri.

Nasabah Bank Mandiri yang terdiri dari berbagai segmen merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia. Berdasarkan sektor usaha, nasabah Bank Mandiri bergerak dibidang usaha yang sangat beragam. Sebagai bagian dari upaya penerapan '''prudential banking''' & '''best-practices risk management''', Bank Mandiri telah melakukan berbagai perubahan. Salah satunya, persetujuan kredit dan pengawasan dilaksanakan dengan '''four-eye principle''', dimana persetujuan kredit dipisahkan dari kegiatan pemasaran dan business unit. Sebagai bagian diversifikasi risiko dan pendapatan, Bank Mandiri juga berhasil mencetak kemajuan yang signifikan dalam melayani Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan nasabah ritel. Pada akhir 1999, porsi kredit kepada nasabah '''corporate''' masih sebesar 87% dari total kredit, sementara pada 31 Desember 2009, porsi kredit kepada nasabah UKM dan mikro telah mencapai 42,22% dan porsi kredit kepada nasabah consumer sebesar 13,92%, sedangkan porsi kredit kepada nasabah '''corporate''' mencakup 43,86% dari total kredit.

Sesudah menyelesaikan program transformasi semenjak 2005 sampai dengan tahun 2009, Bank Mandiri sedang bersiap melaksanakan transformasi tahap berikutnya dengan merevitalisasi visi dan misi untuk menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif.

Pada Juni 2013, Bank Mandiri sudah mempunyai 1.811 cabang dan sekitar 11.812 ATM yang tersebar merata di 34 provinsi di Indonesiatanpa terkecuali, semakin menegaskan Bank Mandiri sebagai salah satu dari jajaran bank terbesar di Indonesia.

Slogan

1998-2005 :

Bank Terpercaya Pilihan Anda

2003-2004 :

Satu Hati, Satu Negeri, Satu Bank

2005-2007 :

Melayani Dengan Hati, Menuju Yang Terbaik

2008-sekarang :

Terdepan, Terpercaya. Tumbuh bersama Anda (slogan utama Bank Mandiri sejak 2008)

2009-2010 :

Menembus Batas Keinginan

2010-2012 :

Menjawab Setiap Keinginan

2012-sekarang :

Apapun Keinginan Anda, Mandiri Saja (baru disosialisasikan mulai Juni 2013)

Produk

Simpanan

Mandiri Tabungan Rupiah

Mandiri Tabungan Rencana Rupiah
Mandiri Tabungan Bisnis Rupiah
Mandiri Tabungan TKI Rupiah

Mandiri Tabungan Asing
Mandiri Giro Rupiah
Mandiri Giro Asing
Mandiri Deposito Rupiah
Mandiri Deposito Asing
e-Banking

Kartu Mandiri prabayar

Mandiri ATM
Mandiri Debit
Mandiri Prabayar (e-Money)
Mandiri SMS
Mandiri Call

14000 atau (021) 5299-7777

Mandiri Internet Banking
Mandiri Mobile

Mandiri Mobile iPhone
Mandiri Mobile Android
Mandiri Mobile BlackBerry

Mandiri e-Cash

Kartu Kredit

Mandiri MasterCard

Feng Shui Card Platinum
Skyz Card Titanium
Everyday Card

Mandiri Visa

Visa Platinum Golf Card
Visa Platinum Card
Golf Card
Gold Card
Silver Card
Kartu Hypermart Gold
Kartu Hypermart Regular
Platinum Corporate Card
Corporate Card


saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.