PT Monex Investindo Futures menilai, penguatan dollar AS terhadap sebagian besar mata uang bakal membenam harga emas, terlebih lagi jika rilis data non-farm payrolls AS kembali melebihi ekspektasi.
"Kembali menguatnya dollar AS memberi tekanan bagi emas. Dollar menunjukkan ketangguhannya setelah data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc (ADP) dirilis melebihi ekspektasi," kata analis Monex, Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Kamis (2/6).
Menurut Putu, rilis data tersebut memberikan optimisme bakal membaiknya data non-farm payrolls AS yang akan dirilis malam ini. "Hal ini semakin menyakinkan pelaku pasar jika The Fed akan menaikkan suku bunga pada September 2015," ujarnya.
Dia mengungkapkan, selama ini spekulasi kenaikan suku bunga membebani emas, karena kenaikan suku bunga AS membuat emas menjadi kurang menarik sebagai instrumen investasi.
Putu menyebutkan, kemarin ADP merilis angka 237.000 untuk penambahan jumlah tenaga kerja di AS selama Juni 2015. "Jumlah ini lebih besar dari ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 218.000. Sementara untuk non-farm payrolls diekspektasikan sebanyak 230.000," paparnya.
Dia mengungkapkan, Jika rilis data non-farm payrolls AS kembali melebihi ekspektasi, maka emas akan melanjutkan pelemahan menuju US$1.158/troy ons. Namun sebaliknya, jika dirilis lebih rendah dari ekspektasi, maka emas berpeluang rebound ke US$1.175/troy ons.
Selain itu, lanjut Putu, optimisme akan adanya jalan tengah antara Yunani dan krediturnya membuat daya tarik emas sebagai safe haven terus berkurang. "PM Yunani, Alexis Tsipras menegaskan akan tetap mengadakan referendum pada hari Minggu," ujarnya.
"Kembali menguatnya dollar AS memberi tekanan bagi emas. Dollar menunjukkan ketangguhannya setelah data tenaga kerja AS versi Automatic Data Processing Inc (ADP) dirilis melebihi ekspektasi," kata analis Monex, Putu Agus Pransuamitra di Jakarta, Kamis (2/6).
Menurut Putu, rilis data tersebut memberikan optimisme bakal membaiknya data non-farm payrolls AS yang akan dirilis malam ini. "Hal ini semakin menyakinkan pelaku pasar jika The Fed akan menaikkan suku bunga pada September 2015," ujarnya.
Dia mengungkapkan, selama ini spekulasi kenaikan suku bunga membebani emas, karena kenaikan suku bunga AS membuat emas menjadi kurang menarik sebagai instrumen investasi.
Putu menyebutkan, kemarin ADP merilis angka 237.000 untuk penambahan jumlah tenaga kerja di AS selama Juni 2015. "Jumlah ini lebih besar dari ekspektasi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 218.000. Sementara untuk non-farm payrolls diekspektasikan sebanyak 230.000," paparnya.
Dia mengungkapkan, Jika rilis data non-farm payrolls AS kembali melebihi ekspektasi, maka emas akan melanjutkan pelemahan menuju US$1.158/troy ons. Namun sebaliknya, jika dirilis lebih rendah dari ekspektasi, maka emas berpeluang rebound ke US$1.175/troy ons.
Selain itu, lanjut Putu, optimisme akan adanya jalan tengah antara Yunani dan krediturnya membuat daya tarik emas sebagai safe haven terus berkurang. "PM Yunani, Alexis Tsipras menegaskan akan tetap mengadakan referendum pada hari Minggu," ujarnya.
saham . bursajkse






0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.