Rabu, 06 Mei 2015

Libya Memanas, Menyebabkan Harga Minyak Dunia Melambung Lagi

Image result for oil price hike
Harga minyak Amerika Serikat melesat di atas US$60 per barel untuk kali pertama pada tahun ini, Selasa waktu setempat atau Rabu dini hari WIB, setelah laporan meningkatnya ketegangan di Libya sehingga memicu momentum bullish.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI), untuk kontrak pengiriman Juni, seperti dilansir AFP, Rabu (6/5) pagi WIB, melonjak US$1,47 menjadi US$60,40 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara, patokan Eropa, minyak mentah Brent, untuk kontrak penyerahan Juni menguat US$1,12 menjadi US$67,52 per barel di perdagangan London.

"Harganya sudah menguat sepanjang hari," ujar John Kilduff, analis dari Again Capital. "Enam puluh dollar merupakan tingkat psikologis yang bisa dikalahkan."

Kilduff dan analis lainnya mengutip laporan bahwa protes di Libya telah menutup pengiriman minyak ke pelabuhan di bagian timur negara Afrika Utara tersebut.

"Berita di Libya adalah katalis yang pada dasarnya sangat kita butuhkan," kata Kilduff.

Kilduff mengatakan harga minyak juga terangkat oleh kekhawatiran tentang stabilitas di Timur Tengah yang lebih luas karena perselisihan yang sedang berlangsung di Yaman, dan pemberitaan bahwa Angkatan Laut AS mulai mendampingi kapal-kapal Amerika di Selat Hormuz setelah Iran menahan sebuah kapal kargo.

Namun, analis dari Citi Futures, Tim Evans, mencatat bahwa para trader minyak umumnya berada dalam pola pikir yang lebih bullish sejak harga minyak mentah AS tergelincir di bawah US$45 per barel pada pertengahan Maret.

"Pasar minyak berada dalam tren kenaikan, dengan headline pada penurunan produksi minyak mentah Libya karena aksi protes membantu mengangkat harga," ucap Evans.

Laporan persediaan minyak AS hari ini bisa memberikan momentum kenaikan lebih lanjut mengingat reaksi terhadap laporan persediaan baru-baru ini, di mana "setiap penurunan kecil dalam produksi atau bahkan perlambatan pada tingkat akumulasi stok dianggap sebagai bullish," tutur Evans.



saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.