PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) hari ini mengumumkan kepada para pemegang saham, bahwa dewan direksi perseroan telah menyampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) atas rencana melakukan pembelian kembali saham (buyback) senilai maksimal 10% dari total saham yang diterbitkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dalam memenuhi persyaratan dari Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan No XI.B.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-105/BL/2010 tanggal 13 April 2010 tentang Pembelian Kembali Saham yang dikeluarkan oleh emiten atau Perusahaan Publik, perseroan akan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin, 27 Juli 2015. Kegiatan ini untuk mendapatkan persetujuan dari memegang saham sehubungan dengan rencana pembelian kembali saham tersebut.
CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengemukakan, harga saham perseroan saat ini jauh di bawah nilai wajar, mengingat kuatnya fundamental bisnis MSKY.
"Gejolak yang saat ini terjadi di pasar saham, memberikan kami kesempatan untuk berinvestasi ke dalam saham perseroan, dikarenakan hal ini mencerminkan prospek investasi jangka pendek yang terbaik," ujarnya.
"Saya dan tim manajemen perseroan memiliki keyakinan yang kuat dalam prospek pertumbuhan jangka panjang Perseroan dan kemampuan kami untuk dapat menghasilkan keuntungan dan arus kas yang baik. Kami percaya pembelian kembali atas saham perseroan ini menunjukkan komitmen kami PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) to Conduct Shares Buyback untuk membangun nilai bagi pemegang saham, serta keyakinan untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang," terang HT.
MNC Sky Vision Tbk (MSKY) didirikan tanggal 08 Agustus 1988 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1994. Kantor pusat MSKY berlokasi di Wisma Indovision, lantai 10, Jl. Raya Panjang Z/III, Green Garden Jakarta.
Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha MNC Corporation, dan induk usaha dari MNC Sky Vision adalah Global Mediacom Tbk (BMTR).
PT MNC Sky Vision Tbk (IDX: MSKY, sebelumnya bernama PT Matahari Lintas Cakrawala) adalah perusahaan yang terlibat dalam operasi Televisi berlangganan pertama di Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1988 ini memulai memasarkan produkjasanya pada awal tahun 1994 dan bertanggung jawab atas pemasaran program pengelolaan serta pelayanan kepada pelanggan.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham MNC Sky Vision, antara lain: Global Mediacom Tbk (BMTR) (pengendali) (72,95%) dan MNC Investama Tbk (BHIT) (9,60%)
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MSKY bergerak dalam bidang jasa pengelolaan pelanggan televisi antara lain memberikan jasa pengelolaan pelanggan serta menyelenggarakan siaran televisi berlangganan. Saat ini MSKY bergerak dalam bidang penyiaran dan pemasaran beberapa program televisi international melalui satelit. Siaran televisi yang di kelola MSKY antara lain: Indovision, Top TV dan Oke Vision.
Pada tanggal 27 Juni 2012, MSKY memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MSKY (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.412.776.000 (terdiri dari 847.666.000 saham baru dan 565.110.000 divestasi saham pendiri) dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp1.520,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 09 Juli 2012.
Sejarah
MNC Sky Vision mulai beroperasi pada tahun 1994 dengan mengeluarkan produk Indovision. [1]Pada mulanya Indovision menggunakan jasa satelit Palapa C2 untuk menggunakan transponderdan sistem broadcasting serta menggunakan analog dengan frekuensi C Band.
Namun, kemudian dirancanglah proyek pembuatan dan peluncuran satelit Indostar 1 atau yang kini lebih dikenal dengan nama satelit Cakrawarta 1 yang khusus menggunakan frekuensi S Bandyang lebih tahan terhadap perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan daerah tropis pada umumnya serta memiliki jejak jangkauan (footprint) ke seluruh wilayah Indonesia. Adapun yang bertanggung mengelola dan mengoperasikan satelit tersebut adalah PT Media Citra Indostaryang didirikan pada 22 Juli 1991.[1]
Dengan satelit ini, dapat memberikan layanan pendistribusian tayangan saluran-saluran televisi berlangganan lokal dan mancanegara melalui Indovision yang disajikan kepada para pelanggan di Indonesia secara optimal dengan menggunakan dekoder dan antena parabola mini berukuran diameter 80 cm terdiri dari ada lima saluran siaran kabel televisi internasional seperti HBO, ESPN, Discovery Channel, Cartoon Network dan CNN International News.
Pada tahun 1997, Indovision melakukan inovasi dengan mengubah signal penayangannya dari analog menjadi digital. Inovasi ini dapat meningkatkan kualitas penerimaan gambar maupun suara bagi pelanggannya.
MNC Sky Vision bernaung di bawah sebuah induk perusahaan bernama Global Mediacom. Pada awal tahun 2008, MNC Sky Vision meluncurkan produk televisi berlangganan lainnya, Top TV. Direktur Utama Indovision saat ini adalah Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo, yang merupakan kakak kandung dari Hary Tanoesoedibjo, CEO dari MNC.
Pada tanggal 16 Mei 2009, diluncurkan satelit Indostar II/Protostar II yang menggantikan Indostar I. Satelit ini memiliki 32 transponder, termasuk 10-transponder aktif dan 3 transponder cadangan yang berfungsi sebagai penguat gelombang frekuensi S-Band.[2][3][4]
Saluran Definisi Tinggi (HD) datang segera di Indovision, Indovision sekarang masih menguji 2 saluran HD, NatGeo HD dan HBO HD.[5] [6]Namun kini telah ada 5 tayangan HD yang sudah ditayangkan yakni Fox Movies Premium HD, HBO HD, National Geographic HD, ESPN HD dan iConcerts HD.
Perangkat keras
Ada beberapa perangkat keras yang dibutuhkan pelanggan untuk dapat melihat tayangan-tayangan dari channel-channel TV yang didistribusikan melalui INDOVISION. Berikut adalah perangkat keras yang dibutuhkan pelanggan untuk bisa menangkap tayangan-tayangan dari channel-channel TV tersebut:
Decoder Digital - Merupakan alat untuk mengembalikan sinyal dari bentuk teracak ke bentuk semula, sehingga bisa di nikmati oleh pelanggan.
Viewing Card (Kartu Tayang) - kartu ini dibutuhkan penlanggan untuk bisa mengakses dan membuka kode tayang sehingga tayangan menjadi aktif.
LNB-F
2 F Konektor
Kabel 20 Meter
Remote Control
Dish (Parabola Mini) dengan diameter 80 cm
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.