Pada transaksi hari ini pergerakan rupiah terhadap dollar AS diperkirakan melanjutkan pola apresiasi jangka pendek, pasca rapat para petinggi Federal Reserve.
"Seperti biasa, setelah berakhir rapat The Fed yang hasilnya kurang lebih sama seperti bulan-bulan sebelumnya, maka akan memberikan sentimen negatif pada dollar," ujar analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, Jumat (19/6).
Reza menyebutkan, keputusan The Fed yang masih menunggu momentum tepat untuk menaikkan Fed funds rate dimanfaatkan rupiah untuk melanjutkan tren penguatan.
"Sebelumnya kami sampaikan, laju rupiah berpeluang berbalik melemah seiring dengan rapat The Fed. Namun demikian, pelemahan yang terjadi dapat lebih terbatas," ucap Reza.
Dia mengatakan, laju rupiah mampu berada di atas level resisten Rp13.360 per dollar AS. "Harapan akan adanya pelemahan terbatas tergantikan dengan pembalikan arah naik," jelas dia.
Reza menegaskan, pasca rapat The Fed rupiah berpeluang melanjutkan penguatan, namun para pelaku pasar disarankan tetap mencermati setiap sentimen yang ada.
"Seperti biasa, setelah berakhir rapat The Fed yang hasilnya kurang lebih sama seperti bulan-bulan sebelumnya, maka akan memberikan sentimen negatif pada dollar," ujar analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, di Jakarta, Jumat (19/6).
Reza menyebutkan, keputusan The Fed yang masih menunggu momentum tepat untuk menaikkan Fed funds rate dimanfaatkan rupiah untuk melanjutkan tren penguatan.
"Sebelumnya kami sampaikan, laju rupiah berpeluang berbalik melemah seiring dengan rapat The Fed. Namun demikian, pelemahan yang terjadi dapat lebih terbatas," ucap Reza.
Dia mengatakan, laju rupiah mampu berada di atas level resisten Rp13.360 per dollar AS. "Harapan akan adanya pelemahan terbatas tergantikan dengan pembalikan arah naik," jelas dia.
Reza menegaskan, pasca rapat The Fed rupiah berpeluang melanjutkan penguatan, namun para pelaku pasar disarankan tetap mencermati setiap sentimen yang ada.
Catatan:
Pada masa-masa awal kemerdekaan, Indonesia belum menggunakan mata uang rupiah namun menggunakan mata uang resmi yang dikenal sebagai ORI. ORI memiliki jangka waktu peredaran di Indonesia selama 4 tahun, ORI sudah mulai digunakan semenjak 1945-1949. Namun, penggunaan ORI secara sah baru dimulai semenjak diresmikannya mata uang ini oleh pemerintah sebagai mata uang Indonesia pada30 Oktober 1946. Pada masa awal, ORI dicetak oleh Percetakan Canisius dengan bentuk dan desain yang sangat sederhana dan menggunakan pengaman serat halus. Bahkan dapat dikatakan ORI pada masa tersebut merupakan mata uang yang sangat sederhana, seadanya, dan cenderung berkualitas kurang, apalagi jika dibandingkan dengan mata uang lainnya yang beredar di Indonesia. Pada masa awal kemerdekaan tersebut, ORI beredar luas di masyarakat meskipun uang ini hanya dicetak di Yogyakarta. ORI sedikitnya sudah dicetak sebanyak lima kali dalam jangka waktu empat tahun antara lain, cetakan I pada 17 Oktober 1945, seri II pada 1 Januari 1947, seri III dikeluarkan pada 26 Juli 1947. Pada masa itu, ORI merupakan mata uang yang memiliki nilai yang sangat rendah jika dibandingkan dengan uang-uang yang dikeluarkan oleh de Javasche Bank. Padahal uang ORI adalah uang langka yang semestinya bernilai tinggi.
Pada 8 April 1947, gubernur provinsi Sumatera mengeluarkan rupiah Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatera (URIPS). Sejak 2 November 1949, empat tahun setelah merdeka, Indonesia menetapkan rupiah sebagai mata uang kebangsaannya yang baru. Kepulauan Riau dan Irian Barat memiliki variasi rupiah mereka sendiri, tetapi penggunaannya dihapuskan pada tahun 1964 di Riau dan 1974 di Irian Barat. Krisis ekonomi Asia tahun 1998 menyebabkan nilai rupiah jatuh sebanyak 35% dan membawa kejatuhan pemerintahan Soeharto. Rupiah merupakan mata uang yang boleh ditukar dengan bebas tetapi diperdagangkan dengan penalti disebabkan kadar inflasi yang tinggi.
saham . bursajkse
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.