Jumat, 08 Mei 2015

HIPMI: Pelemahan Ekonomi Indnesia Pada Q1 2015, Dikarenakan Lambatnya Realisasi Anggaran

Image result for Lambatnya Realisasi Anggaran

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) mengatakan, terjadinya kondisi pelemahan ekonomi di Tanah Air antara lain karena lambatnya realisasi anggaran yang seharusnya sudah dikucurkan untuk pembangunan berbagai infrastruktur penting.

"Dunia usaha konsumsi direm sedemikian rupa melalui melambatnya realisasi anggaran pemerintah," kata Ketua Umum Badan Pengurus Harian Hipmi Bahlil Lahadalia di Jakarta, Selasa.

Dengan demikian, menurut dia, pelemahan ekonomi yang terindikasi dari melambatnya pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 tidak lepas dari lemahnya kinerja realisasi anggaran, baik di pusat maupun di daerah.

Ia mengingatkan bahwa perekonomian nasional baik di pusat maupun di daerah juga masih sangat tergantung pada sektor konsumsi.

"Sektor ini pun sangat bergantung pada belanja pemerintah," katanya dan menambahkan, pelemahan ekonomi juga ditandai produksi pangan menurun akibat mundurnya periode tanam, serta produksi minyak mentah dan batu bara yang mengalami kontraksi sehingga sehingga industri kilang minyak juga tumbuh negatif." Tak hanya itu, lanjutnya, distribusi perdagangan melambat, karena menurunnya suplai barang impor serta kinerja konstruksi melambat terkait dengan terlambatnya realisasi belanja infrastruktur.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menilai realisasi proyek infrastruktur yang dananya akan cair pada Mei 2015 ini diperkirakan mampu memperbaiki pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal berikutnya.

"Kalau infrastruktur yang dibangun sekarang tentunya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi berikutnya, akan mempengaruhi PMTB (pembentukan modal tetap bruto) dari sisi pengeluaran," ujar Suryamin saat jumpa pers di kantor BPS, Jakarta, Selasa (5/5).

Ekonomi Indonesia pada triwulan I 2015 mengalami perlambatan yakni 4,71 persen, menurun bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2014 yang sebesar 5,21 persen.

Sementara itu, lanjut Suryamin, dari sisi produksi realisasi proyek infrastruktur juga akan mampu menggenjot khususnya sektor transportasi menjadi lebih lancar, misalnya, dalam distribusi barang.

"Tapi seberapa positifnya tergantung dari benarnya atau tidak awal Mei ini tepat dilakukan (dicairkan dananya)," tuturnya.

Menurut dia, apabila realisasi proyek infrastruktur terlambat lagi, maka akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi ke depannya.



saham . bursajkse

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.